Imam Ahmad -رَحِمَهُ اللهُ-berkata,
“Saya tidak mengetahui, setelah membunuh jiwa, sesuatu yang lebih besar dosanya daripada zina.”
Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-telah menegaskan keharamannya dengan firman-Nya,
وَٱلَّذِينَ لَا يَدۡعُونَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ وَلَا يَقۡتُلُونَ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِي حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ وَلَا يَزۡنُونَۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ يَلۡقَ أَثَامٗا (٦٨)
يُضَٰعَفۡ لَهُ ٱلۡعَذَابُ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ وَيَخۡلُدۡ فِيهِۦ مُهَانًا (٦٩)
إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلٗا صَٰلِحٗا فَأُوْلَٰٓئِكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِهِمۡ حَسَنَٰتٖۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا(٧٠) [الفرقان: 68-70]
Dan, orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain, tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Siapa yang melakukan demikian itu niscaya mendapat dosa.
Baginya akan dilipatgandakan azab pada hari Kiamat dan dia kekal dengan azab itu dalam kehinaan
Kecuali, orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh. Maka, Allah mengganti kejahatan mereka (dengan) kebaikan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (al-Furqan : 68-70)
Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-menyandingkan zina dengan kesyirikan dan membunuh jiwa, dan Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- menjadikan balasan hal itu adalah kekal di dalam azab yang dilipatgandakan, selama hamba tersebut tidak mengangkat faktor yang menyebabkan hal itu dengan tobat, iman dan amal shaleh.
**
Disandingkannya zina dan membunuh dengan syirik juga terlihat jelas dalam hadits Ibnu Mas’ud-رَضِيَ اللهُ عَنْهُ-dia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-,
أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ؟
قَالَ: «أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ»
قَالَ: قُلْتُ لَهُ: إِنَّ ذَلِكَ لَعَظِيمٌ،
قَالَ: قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟
قَالَ: «ثُمَّ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ»
قَالَ: قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ أَنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ»
Dosa apakah yang paling besar ?
Beliau menjawab, “Engkau menjadikan tandingan bagi Allah, padahal Dia-lah yang telah menciptakanmu.”
Aku berkata, ‘Aku katakan kepada beliau ‘Sesungguhnya hal itu benar-benar besar.’
Ia berkata, Aku berkata, “Kemudian apa lagi ?”
Beliau menjawab, “Engkau membunuh anakmu karena khawatir dia akan ikut makan bersamamu.”
Ia bekata, Aku berkata, “Kemudian apa lagi ?”
Beliau menjawab, “Engkau berzina dengan istri tetanggamu.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan an-Nasa’i)
Wallahu A’lam
Sumber :
Wala Taqrabu al-Fawahisya, Jamal Abdurrahman Ismail, ei, hal.22-23
Amar Abdullah bin Syakir
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor