Al-Qur’an banyak menyebutkan kisah-kisah umat terdahulu untuk dijadikan pelajaran oleh umat Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an tak hanya menyebutkan kisah para nabi tetapi juga kisah orang-orang shaleh yang telah lalu. Diantara orang-orang shaleh yang nama dan kisahnya diabadikan dalam Al-Qur’an adalah ‘Luqman Al-Hakim,’ bahkan nama ‘Luqman’ menjadi nama salah satu surah didalam Al-Qur’an.
Luqman terkenal dengan untaian kata-kata mutiaranya yang berupa nasehat-nasehat yang disampaikan kepada anaknya. Tentang wasiat-wasiat luqman kepada anaknya sudah kami bahas dalam artikel kami yang berjudul ‘Luqman Sosok Ayah Teladan.’
Kali ini kami ingin fokus membahas salah satu wasiat Luqman kepada anaknya yang jika ia terlaksana maka wasiat yang lainnya juga akan terlaksana, bahkan jika ia terlaksana segala perintah dan larangan Allah SWT akan tetap terjaga.
Wasiat tersebut berbunyi:
يَٰبُنَيَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأمُر بِٱلمَعرُوفِ وَٱنهَ عَنِ ٱلمُنكَرِ وَٱصبِر عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَٰلِكَ مِن عَزمِ ٱلأُمُورِ
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17).
Alqur’an mengabadikan wasiat-wasiat Luqman kepada anaknya bukan sekedar cerita yang kemudian disampaikan kepada kita, melainkan wasiat secara tidak langsung agar kita juga mengamalkannya. Setiap untaian nasehat Luqman kepada anaknya bagaikan mutiara yang keluar dari ucapannya sehingga Allahpun mengabadikannya dalam Al-Qur’an.
Setelah Luqman berwasiat kepada anaknya untuk tidak menyekutukan Allah, berbakti kepada orang tua, dan mengigatkannya bahwa segala perbuatan sekecil apapun akan dipertanggung jawabkan disisi Allah SWT sebagaimana dalam ayat-ayat sebelumnya, Dalam ayat ini Luqman Al-Hakim memerintah anaknya untuk menyeru kepada yang baik dan mencegah yang mungkar, atau biasa disebut dengan amar ma’ruf nahi mungkar.
Perintah amar ma’ruf nahi mungkar ini diapit dengan dua perintah sebelumnya dan setelahnya, yaitu perintah shalat dan perintah sabar. Jika kita renungkan, orang yang berdakwah menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran akan menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, sehingga dia memerlukan semangat, tekad yang kuat, ketegaran, dan pertolongan dari Allah SWT, dan itu semua bisa ia dapatkan dengan menghambakan diri kepada Allah SWT dalam shalat dan memohon kepadaNya. Maka sudah seharusnya bagi kita terutama yang ingin berdakwah atau menghadapi masalah berpegang teguh kepada shalat dengan harapan Allah akan senantiasa memberi kemudahan dan pertolongan.
Setelah berwasiat untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, Luqman berwasiat kepada anaknya untuk bersabar. Wasiat ini bentuknya umum, yaitu perintah untuk sabar dalam segala keadaan, namun letaknya yang berada setelah perintah amar ma’ruf nahi mungkar seakan tepat sekali untuk dijadikan pelajaran bagi seorang dai untuk selalu bersabar dalam berdakwah.
Sehingga dua wasiat diatas yang mengapit wasiat amar ma’ruf nahi mungkar seakan isyarat bagi orang yang melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar untuk selalu memperhatikan keduanya agar ia bisa selalu tegar dalam berdakwah, sebagaimana firman Allah SWT:
وَٱستَعِينُواْ بِٱلصَّبرِ وَٱلصَّلَوٰةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلخَٰشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu´.” (QS. Al-Baqarah: 45).
Wallahu a’lah bisshowab
Penyusun: Arinal Haq
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,