Wajibnya Puasa Ramadhan dan Beberapa Hikmahnya

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَنَّ النَّبِيَ صلى الله عليه وسلم قَالَ: بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ الْبَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ (رواه البخاري ومسلم).

***

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Islam dibangun di atas lima hal; persaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke batullah, dan puasa ramadhan.” (HR. al-Bukhari, 1/49 dan Muslim 16)

Di dalam hadis ini terdapat dalil atas wajibnya puasa Ramadhan, dan bahwa puasa termasuk rukun Islam dan pilarnya yang agung, Allah ta’ala mewajibkan kepada hambaNya untuk suatu hikmah yang agung, mengetahuinya orang yang mengetahuinya dan tidak mengetahuinya orang yang tidak mengetahuinya.

1) Di antara hikmah puasa dan rahasianya adalah bahwa puasa merupakan peribadatan kepada Allah yang mana seorang hamba mendekatkan diri kepada Rabbnya dengan cara meninggalkan sesuatu yang disenangi oleh nafsunya dalam rangka mentaati Rabbnya, melaksanakan perintahnya, maka nampaklah dengan hal itu kebenaran keimanannya, dan kesempurnaan penghambaannya kepada Allah ta’ala serta kuatnya kecintaannya kepadaNya, harapannya terhadap apa yang ada di sisiNya karena ia mengetahui bahwa keridhoan Tuahannya berada di dalam meninggalkan syahwatnya, maka ia pun mengedepankan ridho Tuhannya atas hawa nafsunya. Oleh karena ini, kebanyakan orang-orang yang beriman bila dipukul atau dipenjara supaya berbuka sehari saja dari bulan Ramadhan tanpa ada alasan niscaya mereka tak akan melakukannya.

2) Di antara hikmah puasa adalah bahwa puasa merupakan sebab ketakwaan, penyucian diri dengan mentaati Allah pada apa-apa yang diperintahkanNya, dan meninggalkan perkara yang dilarangNya, Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah : 183)

Sementara takwa mengumpulkan dua kebaikan, dunia dan akhirat, dan setiap buah dari puasa maka ia muncul dari ketaqwaan.

3) Di antara hikmah puasa yaitu memenjarakan jiwa dari berbagai macam syahwat, menahan diri dari hal-hal yang biasa dilakukan di luar Ramadhan, mempersempit tempat lewat syetan dari seorang hamba dengan mempersempit makan dan minum, maka hal ini akan memperlemah lalu lalang setan dan mengurangi kemaksiatan.

4) Di antara hikmah puasa yaitu bahwa hati menjadi bening, jernih untuk berfikir dan berzikir, karena mengonsumsi syahwat menjadikan hati mengeras, menjadikannya buta dari kebenaran, sementara puasa menjaga kesehatan dan kekuatan hati dan anggota badan.

5) Di antara hikmah puasa yaitu mengetahui nikmat Allah ta’ala kepada seorang hamba berupa rasa kenyang dan kecukupan bila diingatkan dengan puasa hati-hati yang lapar dari kalangan orang-orang fakir miskin, maka ia pun bersyukur kepada Rabbnya dan merasakan penderitaan saudaranya yang tidak punya. Nikmat tak diketahui kadarnya kecuali dengan hilangnya kenikmatan tersebut.

6) Di antara hikmah puasa yaitu apa yang akan dirasakan berupa beberapa manfaat dari segi kesehatan yang didapatkan dari menyedikitkan makan, penjagaan kesehatan badan yang dipoeroleh dengan pengaturan waktu-waktu makan, serta pengistirahatan alat pencernaan makanan dalam jangka waktu tertentu.

Maka secara global bahwa hikmah puasa itu sangat agung, faedahnya banyak. Allah menyiapkan pahala yang besar. Andai jiwa yang berpuasa menggambarkannya niscaya ia akan terbang karena gembira, dan akan berandai-andai bila saja satu tahun seluruhnya adalah Ramadhan.

Banyak nash menunjukkan bahwa barangsiapa menunaikan kewajiban dan meninggalkan perkara yang haram, niscaya ia termasuk penduduk Surga, hal ini berdasarkan hadis Thalhah bin Ubaidullah bahwa seorang A’rabiy datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu ia mengatakan, “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku apa yang Allah wajibkan kepadaku dari shalat?” beliau menjawab, “Sholat yang lima waktu, kecuali bila engkau mau bertathawwu’ dengan sesuatu”. Orang itu berkata lagi, “Beritahukan kepadaku apa yang Allah wajibkan kepadaku dari puasa?” beliau menjawab, “Bulan Ramadhan kecuali bila engkau mau bertathawwu’ sedikit. Orang itu bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku apa yang Allah wajibkan kepadaku dari zakat?”.  Perowi berkata : ‘Maka beliau memberitahukan kepada orang tersebut syariat-syariat Islam’. Orang itu berujar, “Demi Dzat yang telah mengutus engkau dengan membawa kebenaran, aku tak akan bertathawwu’ sedikit pun, dan aku tak akan mengurangi apa yang telah Allah wajibkan kepadaku sedikitpun. (Mendengar hal itu) beliau bersabda, “Dia beruntung bila ia benar-benar atau dia akan masuk Surga bila dia benar”. (HR. al-Bukhari 1/106 dan Muslim 11)

Maka segala puji bagi Allah Dzat yang telah mensyariatkan amal dan memberikan taufiq untuk melakukan amal tersebut serta memberikan pahala atas amal yang dilakukan tersebut, Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun.

Ya Allah berilah taufiq kepada kami untuk dapat mengikuti petunjuk, jauhkanlah kami dari perkara yang akan menyebabkan kami binasa dan sengsara, karuniakanlah kepada kami pemahaman terhadap agama, wafatkan kami di atas sunnah penutup para nabi, ampunilah kami, kedua orang tua kami dan seluruh kaum muslimin. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi kita Muhammad.


Sumber : Ahaadiitsu Ash Shiyam ; Ahkaamun wa Aadaabun, (Pasal Kedua : Fii Wujuubi Shiyaam Romadhan wa Maquumaatihi, Hadis Pertama : Fii Wujuubi ash Shiyaam Wa Syai-in Min Hikamihi), karya : Abdullah bin Sholeh al-Fauzan, Dosen di al-Imam Muhammad bin Sa’ud  Islamic University, Cabang Qosim, KSA.

Penerjemah : Abu Umair

Artikel : www.hisbah.net

Gabung juga di Fans Page kami hisbah.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *