Siang itu ketika jam makan siang, seluruh pegawai bank berkumpul di ruang Direktur. Mereka menunggu apa yang hendak di samapaikan sang direktur kepada mereka.
Assalamu ‘alaikum, saudara-saudaraku…
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu…pak direktur
Sang direktur melanjutkan…
Pertama, saya atas nama pribadi memohon maaf karena menunda makan siang saudara semua.
Kedua, saya minta maaf atas kesalahan yang saya perbuat selama bekerja sama dengan saudara-saudara semua.
Siang ini, saya sudah mendapatkan jawaban dari direktur pusat tentang surat pengunduran diri saya. Ya, saya mengundurkan diri dan para pejabat berwenang telah menyetujuinya.”
“Kenapa, pak ?”
Ada masalah apa, pak?”
Semua pegawai bertanya kepada sang direktur mengenai alasan pengunduran dirinya.
“Tidak ada masalah apa-apa dan tidak ada kaitan dengan salah satu di antara kalian. Alasan saya mengundurkan diri karena khawatir akan adanya keharaman dalam system perbankan ini, yaitu “Riba”.
“Oh”
Semua karyawan terpana dengan alasan yang disampaikan sang direktur. Ya, ada banyak orang yang menanti dan bekerja keras untuk posisi direktur, tetapi sang direktur rela melepaskan begitu saja karena sebuah kekhawatiran adanya keharaman, berupa “Riba”.
…
Suatu sore beranjak malam, salah satu karyawan mengendarai mobilnya dengan kecepatan rendah. Tiba-tiba ia melihat seorang lelaki yang sangat akrab sedang mengendarai sepeda buntut. Ya, si karyawan tidak lupa siapa pria itu. Pria itu adalah mantan atasanya, dialah sang mantan direktur tempat ia bekerja. Seorang pria yang rela melepaskan jabatannya dan mengundurkan diri dari tempat kerjanya karena takut “Riba”.
Kemudian, ia pun menepi dan menyapa si pria itu, seraya berucap salam kepadanya, “assalamu ‘alaikum pak “ . sang pria pun menjawab salamnya, seraya mengatakan, “Wa’alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuhu”, apa kabar ? baru pulang kantor ?
“Iya Pak, biasa. Bapak apa kabar ? dan mau kemana ?” “Kabar baik, dan saya mau pulang juga ? jawab si pria.
Mobil bapak ?
Saya jual. Bahkan, semua harta benda yang aku miliki kebnyakan adalah upah dari kerja di bank. Aku tidak mau meracuni keluargaku lagi dengan barang-barang haram. Semuanya aku jual dan uangnya sebagiannya aku serahkan ke lembaga sosial untuk dikelola untuk kemaslahatan umum, sebagian lagi aku kasihkan kepada orang-orang fakir miskin.
“Semua dijual ? ya, tidak ada yang tersisa.
Bapak sehat, kan ? “
Hahaha…jangan menuduhku gila, ya !
Maaf, pak.
Subhanallah, perjalanan apa yang sedang bapak jalani bersama keluarga bapak itu ?
“Ada banyak hal yang tidak bisa kendalikan, saudaraku. Tetapi, ada banyak cara yang biasa kita lakukan untuk menghindarinya.”
Sunngguh, saya tidak percaya. Tapi perjalanan hidup bapak ini sungguh nyata. Sekarang bapak kerja di mana ?
Di perusahaan export-import.”
Oh, sebagai apa ? “
“Pegawai akuntansi untuk menangani pengeluaran perusahaan.”
Wah itu sih keahlian bapak.”
Benar Alhamdulillah saya diterima di posisi yang sesuai dengan kemampuanku.”
Kapan-kapan boleh cerita-cerita lagi ya, pak. Hari sudah gelap, nih. Nanti istri bapak khawatir kalau bapak tidak segera pulang. “
Iya boleh. Kalau begitu, saya pamit dulu. Hati-hati pulangnya kau, wahai saudaraku.
Bapak juga hati-hati, ya !
Ya, assalamu ‘alaikum
Wa’alaikumussalam
Sang karyawan segera meninggalkan mantan atasannya. Ia pun masih sedemikian merasa takjub dengan sikap pengunduran diri mantan atasannnya tesebut. Dan, hari ini ia mendengar kabar yang lebih mengejutkan lagi. Ya, bagaimana seseorang membuat keputusan besar untuk terbebas dari riba sehingga sekarang ia menjalani hidup apa adanya.
Ya, mantan atasannya tersebuut meninggalkan hinggar binger kehidupan konsumtif dan materialis agar terbebas dari dosa riba. Mereka lebih baik berada di garis kehidupan apa adanya daripada berlimpah harta namun penuh dosa.
Setiba Sang karyawan di rumahnya, ia saja terus tersibukkan pikirannya dengan peristiwa ini, akhirnya hal ini menuntunnya untuk mengikuti jejak mantan atasannya itu. Ia pun akhirnya mengajukan pengunduran dirinya dari tempatnya bekerja selang beberapa hari saja. Demi menyelamatkan dirinya dari riba.