Ungkapan dan pilihan bahasa yang baik saat bercengkrama, diskusi, menjawab dan memanggil termasuk prinsip suksesnya interaksi antara sesama. Karena yang demikian itu adalah bentuk ketaatan kepada Allah ta’ala dan mendekatkan hati orang lain.
Pasangan suami istri adalah pihak yang paling tepat untuk memperhatikan masalah ini, baik saat interaksi dengan pasangan, anak-anak, ataupun kerabat. Selain itu, wajib menghindari nada tinggi dan mengagetkan yang akan mengganggu dan tidak manfaat, pada hari Kiamat ia juga akan dihisab karenanya. Allah ta’ala berfirman,
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. (Qs. Al-Isra : 53)
Dalam hadis disebutkan bahwa seorang bertanya kepada Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku sesuatu yang memasukkan aku ke Surga, Beliau menjawab :
طِيْبُ الْكَلَامِ وَبَذْلُ السَّلَامِ وَإِطْعَامُ الطَّعَامِ
Ucapan yang baik, menebarkan salam, dan memberi makan (Shahih at-Targhib)
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- juga bersabda,
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقَّةِ تَمْرَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ شقَّةَ تَمْرَةٍ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
Takutlah neraka walau dengan separuh kurma, siapa tidak mendapati separuh kurma maka dengan ucapan yang baik (Shahih al-Bukhari)
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- juga bersabda,
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيْءِ
Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencerca, melaknat, berbuat dan berkata buruk (Shahih al-Jami’)
Al-Fahisy yaitu pribadi yang terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan buruk yang diharamkan secara terang-terangan.
Adapun al-Badzi’ yaitu pribadi yang biasa mengucapkan ucapan buruk, kurang adab, tidak malu baik kepada Allah maupun manusia. Seorang penyair berkata :
Ambillah pemaafan, perintahkan yang baik sebagaimana
Kamu diperintahkan, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh
Lembutkanlah ucapan di hadapan seluruh manusia
Karena yang dianggap baik dari orang berpangkat adalah sifat halus
Wallahu A’lam
Sumber :
Dinukil dari “ Tis’un Wa Tis’una Fikrah li Hayah Zaujiyah Sa’idah”, karya : Dr. Musyabbab bin Fahd al-Ashimi (ei, hal. 113)
Amar Abdullah bin Syakir
Sumber :
Dinukil dari “ Tis’un Wa Tis’una Fikrah li Hayah Zaujiyah Sa’idah”, karya : Dr. Musyabbab bin Fahd al-Ashimi (ei, hal. 122)
Amar Abdullah bin Syakir
1 Komentar