Pendukung LGBT dari para pelaku ataupun orang-orang yang mentolerirnya mengatakan bahwa orientasi seksual LGBT bukanlah sebuah kelainan ataupun penyakit, melainkan bawaan lahir atau sudah takdirnya menurut mereka. Mereka mengatakan demikian karena mendapati beberapa kasus lahiran bahwa si bayi terlahir dengan dua buah kelamin berbeda jenis, yang kemudian mereka catut hukum fikih Islam terkait masalah tersebut sebagai bentuk legitimasi dari Islam bahwa orientasi seksual yang tidak sesuai mainstream itu ada diakui.
Pendapat diatas jelas keliru, dan hanya sebuah upaya mencari pembenaran, bukan kebenaran, mengapa? Karena beberapa sebab:
1 Hukum Bayi yang Terlahir dengan Dua Kelamin
Islam sebagai agama membawa solusi bagi berkehidupan di dunia, dan dalam Fikih Islam permasalahan ini dikenal dengan istilah “Khuntsa”, yaitu bayi yang terlahir dengan dua kelamin. Namun apakah ini berarti penyimpangan seksual merupakan bawaan lahir? Tidak, sama sekali tidak, karena Islam memerintahkan kepada keluarga si anak tadi untuk segera memeriksakan ke dokter terkait keadaan si anak, maka apabila ketika diperiksa dokter si anak memiliki rahim diperutnya, maka alat kelamin laki-laki diangkat, dan begitu sebaliknya. Jadi Islam tidak membiarkan si anak tumbuh dewasa dengan ketidakjelasan orientasi seksualnya.
2 Islam Secara Spesifik Melaknat Kelainan Seksual
Jika pemaparan di point pertama belum memuaskan karena masih terdapat kemungkinan benarnya pendapat bawaan lahir, maka berikut kita paparkan hadits yang mengecam kelainan seksual, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ ، ثَلاثًا
“Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth”. HR Nasa’i
Jadi, dengan penegasan diatas, gugurlah kemungkinan yang masih tersisa.
3 LGBT Sumber Penyakit
Jika penyimpangan seksual ini sudah takdirnya, tentu tidak akan membawa efek negatif, sebagaimana tidak kita dapatkan hubungan suami-istri normalnya melainkan membawa kebahagiaan dan keturunan. Sedangkan LGBT? Hanya mendatangkan penyakit tak kunjung ada obat ampuhnya, membunuh diri sendiri perlahan dan membunuh orang lain karena menularkannya.
Dari tiga alasan maka teranglah bagi kita semua bahwa propaganda untuk melegalkan LGBT itu sama saja mempromosikan penyakit menular dan merusak generasi masa depan negeri ini.
Dan cukuplah kehidupan mereka para pelaku LGBT yang hanya berorientasi pada hawa nafsu itu sebagai tanda bahwa apa yang mereka jajakan bukanlah suatu yang baik.
Semoga Allah Ta’ala menjaga kita, keluarga dan kaum muslimin dari perbuatan yang tercela ini.