وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا [البقرة : 83]
…Dan, bertutur katalah yang baik kepada manusia …
(al-Baqarah : 83)
Para ulama-رَحِمَهُمُ اللهُ-berkata, “Ucapan yang baik itu meliputi : baik dalam lafazhnya, dan baik dalam maknanya, maka lafazhnya harus lembut, halus, tidak kaku, dan tidak keras, serta maknanya juga harus baik, karena setiap ucapan yang bagus adalah baik, dan setiap ucapan yang baik adalah bagus.” [1]
Kita sangat membutuhkan kaidah ini, khususnya karena kita dalam hidup ini sering berinteraksi dengan kelompok-kelompok manusia yang berbeda. Di antara mereka ada yang Muslim dan ada juga yang kafir, ada yang shalih dan ada juga yang durjana, ada yang masih kecil dan ada juga yang dewasa, bahkan kita membutuhkannya untuk berinteraksi dengan orang-orang yang paling dekat dengan kita, yakni kedua orangtua, suami, istri, anak, bahkan kita juga membutuhkannya untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berada di bawah kekuasaan kita, seperti pembantu dan orang-orang yang semakna dengannya. [2]
***
Sebagian kaum istri tidak menggunakan ungkapan-ungkapan yang pantas dan lembut saat berbicara dengan suami. Ia mengeluarkan kata-kata kasar, bahkan cenderung keras, tanpa mempedulikan bahwa hal itu dapat melukai perasaan suami.
Jangan pernah seperti itu wahai istri ! Sesungguhnya suami membutuhkan perasaan lembut yang dirimulah sumbernya. Ia membutuhkan senyuman indah dari bibirmu yang mampu mengusir gelapnya kesusahan yang menyelimutinya dalam kehidupan ini. Ia ingin melihat wanita yang memperhatikan dirinya, memperlihatkan kepedulian besar terhadapnya, dan membuatnya merasa bahwa bagi dirinya suami adalah poros dan pondasi kebahagiaan.
Ucapan terima kasih istri disertai senyuman manis yang ia berikan kepada suami dikarenakan telah membelikan suatu perabotan rumah tangga atau sebuah baju untuk dirinya, mampu merasukan perasaan bahagia yang sangat besar dalam dirinya. Ucapkanlah kata-kata yang baik kepadanya, meskipun kadar basa-basinya cukup besar, agar engkau mendapat cinta, kasih sayang dan pengertian suami yang bisa mewujudkan suasana segar nan indah untukmu.
Dari waktu ke waktu ucapkanlah ungkapan-ungkapan kekagumanmu pada kelebihan suami. Sampaikanlah kebanggaanmu menikah dengannya dan bahwa dirimu sangat beruntung. Sungguh, itu bisa memuaskan sifat kelaki-lakiannya dan membuatnya semakin lengket pada dirimu.
Saat suami masuk rumah, sambutlah ia dengan ucapan manis lagi menyejukkan. Raihlah apa yang dibawa kedua tangannya sembari mengatakan bahwa engkau terus ingat pada dirinya dan menunggu-nunggu kedatangannya. Semua itu termasuk ucapan baik yang mendatangkan kebahagiaan, tak sedikit pun membebanimu namun menghasilkan manfaat besar untuk dirimu.
Di kalangan suami juga ada orang yang tidak bertutur kata dengan baik terhadap istrinya. Ia tidak menimbang kata-kata yang ia ungkapkan kepada istri dan tidak berhati-hati mengucapkan setiap kata yang terbesit dalam hatinya, meskipun itu melukai perasaan istri. Utamanya saat ia sedang marah. Padahal ia suka mengkritik istrinya-atau boleh jadi mencaci makinya-bila istri tersebut secara tak sengaja mengeluarkan ucapan yang dipandangnya tidak pantas ditujukan kepada lelaki seperti dirinya.
Jadi, masing-masing dari suami istri harus memilih ungkapan-ungkapan yang paling baik untuk pendamping hidupnya, menimbang-nimbang ucapannya sebelum ia keluarkan. Setiap orang memiliki watak dan karakter bawaan, dan masing-masing dari suami istri lebih mengenal pasangannya dibanding orang lain.
Wallahu A’lam
Sumber :
Al-Mafatih Adz-Dzahabiyah li Ihtiwa Al-Musykilat Az-Zaujiyah, Nabil bin Muhammad Mahmud. Dengan sedikit tambahan.
Amar Abdullah bin Syakir
Catatan :
[1] Lihat Tafsir al-Utsaimin, 3/196.
[2] Dr. Umar bin Abdillah al-Muqbil, Qawa’id Qur’aniyah, 50 Qaidah Qur’aniyah Fii an-Nafsi Wal Hayah, hal. 14
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor