Islam sebagai agama datang bukan hanya memerintahkan manusia agar menyembah Allah Ta’ala sebagai Tuhan, namun juga agar meninggalkan peribadatan kepada tuhan-tuhan lainnya seperti berhala maupun dewa. Dan juga Islam memerintahkan agar beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai penutup nabi dan rasul.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS Annahl: 36)
Dan firman-Nya:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (QS Annisaa: 36)
Ini penting untuk selalu diingatkan dan dipertegas kepada setiap muslim, karena jika hanya dengan mengakui Allah Ta’ala sebagai Tuhan, Kaum Quraisy juga mengakui, akan tetapi kesalahan mereka adalah mereka berbuat kesyirikan, dengan menyekutukan Allah Ta’ala lewat beribadah kepada berhala-berhala. Sebagaimana yang difirmankan oleh Ta’ala:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah”, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).” (QS Al Ankabut: 61)
Maka seorang muslim juga harus menjauhi kepercayaan kepada selain Allah Ta’ala, seperti mempercayai dukun, peramal, apalagi sampai mempercayai dewa-dewa sebagaii pembawa rejeki dan lain sebagainya, maka yang demikian bertentangan dari tauhid itu sendiri.
Untuk itu, hendaklah seorang muslim senantiasa menuntut ilmu agama ini, agar hidup dalam naungan Islam dengan sebenar-benarnya, bukan hanya beragama sebagai status sosial dan semacamnya.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa menaungi kita dengan taufik dan hidayah-Nya.