Taubat, Kewajiban yang Menguntungkan

Saudaraku, ketahuilah bahwa salah satu di antara kewajiban kita sebagai hamba-hamba Allah ta’ala kepadaNya adalah bertaubat kepadaNya.

Allah ta’ala berfirman,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur : 31)

Allah ta’ala memerintahkan kita agar bertaubat kepadaNya, ini berarti bahwa bertaubat kepadaNya hukumnya adalah wajib. Karena, hukum asal perintah yang disebutkan dalam nash-nash baik Al-Qur’an maupun hadits menunjukkan bahwa sesuatu yang diperintahkan tersebut adalah wajib hukumnya selagi tidak ada indikasi atau dalil lain yang memalingkan dari asalnya.

Dan, kewajiban ini, hendaknya dilakukan sesegera mungkin, karena, Allah ta’ala berfirman,

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu…” (QS. Ali imran: 133)

Oleh karena itu, tidak selayaknya seseorang menunda-nundanya hingga habis waktunya. Karena, bila telah habis waktunya, taubatnya tak akan diterima, Allah ta’ala berfirman, dan firmanNya adalah benar,

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ

“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.” (QS. An-Nisa : 18)

Pembaca yang budiman…

Kewajiban ini, ternyata akan menguntungkan pelakunya –walhamdulillah– sebagaimana yang Allah beritakan dalam penghujung ayat dia atas, لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (supaya kamu beruntung).

Adapun taubat yang akan menguntungkan pelakunya adalah bila orang yang bertaubat tersebut meninggalkan dosa yang telah diperbuatnya, menyesalinya dan ia bersungguh-sungguh tidak akan kembali melakukan dosa yang pernah dilakukannya tersebut. Karena Allah ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ () أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka…” (QS. Ali Imran : 135-136)

Beberapa Bentuk Keuntungan

Pembaca yang budiman, isyarat keuntungan bagi orang-orang yang bertaubat kepada Allah demikian jelasnya, sebagaimana dalam firmanNya, لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (supaya kamu beruntung), karena Allahlah sendiri yang memerintahkan kita untuk bertaubat, maka sebenarnya telah cukup bahwa keuntungan itu akan pasti diperoleh dengan hanya seorang hamba menunaikan apa yang diperintahkanNya, karena tidaklah Allah subhanahu wata’ala memerintahkan sesuatu kepada hamba-hambaNya melainkan di sana terdapat kebaikan, kemaslahatan dan keuntungan bagi seorang hamba.

Pembaca yang budiman, namun terkadang hal tersebut masih samar bagi seseorang yang belum memahami persoalan seperti ini, oleh karenanya terkadang Allah ta’ala menyebutkan secara gamblang redaksional yang menunjukkan secara zhahir bahwa pertaubatan yang dilakukan oleh seorang hamba itu akan memberikan keuntungan kepadanya. Hal ini dimaksudkan agar seorang hamba semakin yakin dengan perkara yang diperintahkanNya yaitu taubat dan pada saat yang sama hal tersebut juga dimaksudkan agar semakin memotivasi hamba untuk melaksanakannya. Allah ta’ala berfirman,

فَأَمَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَعَسَى أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُفْلِحِينَ

“Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Qashash : 67)

Pembaca yang budiman, adapun mengenai keuntungan yang akan diperoleh seorang hamba karena taubat yang dilakukannya, di antaranya adalah:

1. Kecintaan Allah ta’ala

Karena Allah ta’ala berfirman-dan firmanNya adalah benar,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah : 222)

2. Penerimaan yang baik dari Allah

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ

“Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Asy-Syura : 25)

أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?”  (QS. At-Taubah : 104)

3. Digantikan Keburukannya dengan Kebaikan

Allah ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا (68) يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا (69) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (70)

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan : 68-70)

4. Kesalahannya ditutupi dan Pelakunya Dimasukkan ke dalam Surga

Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…” (QS. At-Tahrim : 8)

5. Seperti Tidak Pernah Memiliki Dosa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ

“Orang yang telah bertaubat seperti halnya orang yang tidak memiliki dosa.” (HR. Ibnu Majah, no. 4250)

Demikianlah beberapa bentuk keuntungan yang akan diraih oleh orang-orang yang benar-benar di dalam taubatnya. Wallahu a’lam.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.


Penyusun : Amar Abdullah Abu Umair


Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

1 Komentar

  1. Afwan tolong di revisi tulisan ayat surat An Nur : 31, kata “ayyuha”, gk pake alif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *