Tentu Anda -pembaca yang budiman- ingat dengan suatu kisah seorang lelaki yang Allah melindunginya dari terjatuh ke dalam berbuatan keji, karena terdorong rasa takutnya kepada Allah, Dzat yang ghaib namun Dia terasa senantiasa mengawasi dirinya. Maka, hal ini mengandung palajaran sangat berharga bagi kita, yaitu bahwa “rasa takut kepada Allah pada diri seorang hamba dapat mengobati penyakit keinginan dan dorongan untuk melakukan perbuatan zina”.
Maka, bagaimana kita menumbuhkan rasa ini agar tumbuh subur, bersemi dan terpatri di dalam jiwa?
Allah ta’ala berfirman,
﴿إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ﴾
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Fathir: 28)
Nabi kita shallallahu’alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya aku yang paling mengenal Allah dan akulah yang paling takut kepada-Nya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Oleh karenanya, seseorang semakin ia mengenal Rabb-nya dan semakin dekat ia kepada Allah ta’ala, akan semakin besar rasa takutnya kepada Allah.
Maka, ini adalah di antara cara memupuk rasa takut kepada Allah ta’ala, yaitu berilmu tentang agama Allah dan mengamalkannya, karena dengan inilah seseorang akan semakin mengenal Allah. Sehingga akan semakin besar rasa takutnya kepada Allah ta’ala.
Karena orang yang memiliki ilmu tentang agama Allah akan paham benar akan kebesaran Allah, keperkasaan-Nya, paham benar betapa pedih dan ngeri adzab-Nya. Oleh karena itu, Nabi shallallahu’alahi wasallam bersabda kepada para sahabat beliau:
“Demi Allah, andai kalian tahu apa yang aku ketahui, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Kalian pun akan enggan berlezat-lezat dengan istri kalian di ranjang. Dan akan kalian keluar menuju tanah datang tinggi, mengiba-iba berdoa kepada Allah.” (HR. Tirmidzi 2234, dihasankan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
Demikian, sehingga tidaklah heran jika sahabat Umar bin Khattab radhiallahu’anhu, sahabat Nabi yang alim lagi mulia dan stempel surga sudah diraihnya, beliau tetap berkata: “Andai terdengar suara dari langit yang berkata: ‘Wahai manusia, kalian semua sudah dijamin pasti masuk surga kecuali satu orang saja’. Sungguh aku khawatir satu orang itu adalah aku.” (HR. Abu Nu’aim dalam Al Hilyah, 138)
Yaitu karena rasa takut yang timbul dari ma’rifatullah (mengenal Allah) yang mendalam.
Maka orang-orang yang lancang berbuat maksiat, termasuk melakukan perbuatan zina yang merupakan kemaksiatan yang keji, mereka tidak memiliki rasa takut kepada Allah, adalah karena kurangnya ilmu mereka terhadap agama Allah serta kurangnya ma’rifah mereka kepada Allah ta’ala.
Pembaca yang budiman…
Termasuk pula sarana untuk memupuk rasa takut kepada Allah azza wajalla, yaitu : Mengingat betapa lemahnya kita, dan betapa Allah Maha Perkasa.
Sadarlah betapa kita ini kecil, lemah, hina di hadapan Allah. Sedangkan Allah adalah Al–Aziz (Maha Perkasa), Al–Qawiy (Maha Besar Kekuatannya), Al–Matiin (Maha Perkasa), Al–Khaliq (Maha Pencipta), Al–Ghaniy (Maha Kaya dan tidak butuh kepada hamba).
Betapa Maha Besarnya Allah, hingga andai kita durhaka kepada Allah, sama sekali tidak berkurang kemuliaan Allah.
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”(QS. An-Nisa: 131)
Pembaca yang budiman…
Termasuk pula sarana untuk memupuk rasa takut kita kepada Allah adalah : mengingat bertapa pedihnya azab/siksa Allah ta’ala.
Ya, azabNya yang sangat pedih itu siap ditimpakan kepada orang-orang yang melanggar aturan agama Allah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya): “Hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nuur: 63)
Hendaknya kita takut pada neraka Allah yang tidak bisa terbayangkan kengeriannya. Allah ta’ala berfirman,
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)
Demikian sedikit yang dapat kami paparkan. Semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang senantiasa takut kepada-Nya, sehingga dengan itu kita enggan mengabaikan segala perintahnya dan enggan melanggar segala larangannya. Aamiin.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet