Trend menggunakan sosial media kian hari kian memprihatinkan, dari awalnya untuk membantu dalam hal komunikasi jarak jauh, namun kini digunakan untuk hal-hal yang tidak penting dan tidak seharusnya diumbar ke publik, salah satunya adalah trend memposting segala hal yang terkesan wah bagi kebanyakan orang, seperti gadget baru, kendaraan baru, sedang jalan dimana, sedang makan apa, dan tidak ketinggalan selfie dari segala arah. Dan rata-rata mereka berasumsi bahwa yang mereka lakukan itu sah-sah saja bahkan dianjurkan oleh agama, yaitu berasal dari firman Allah Ta’ala:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“ Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.” (QS Ad Dhuha: 11)
Padahal jika kita cek tafsir atau maksud dari ayat diatas, tidak sesederhana yang mereka fikirkan, sebagaimana yang ditafsirkan oleh Ulama:
قال ابن العربي: إذا أصبت خيراً أو علمت خيراً فحدث به الثقة من إخوانك على سبيل الشكر لا الفخر والتعالي
Berkata Ibnul ‘Arabi Rahimahullah tentang ayat diatas: “Yaitu apabila engkau mendapatkan perkara yang baik atau mengetahui sesuatu yang baik, maka ceritakanlah kepada orang yang engkau percayai sebagai ungkapan syukur, bukan untuk berbangga dan meninggi”.
Maka dari tafsir diatas, dapat kita lihat perbedaan antara yang dinamakan berbagi kabar gembira dengan yang mereka lakukan dengan bangga dan mengharapkan takjub orang lain. padahal Allah Subhaanahu wa Ta’ala menyeru hamba-hamba-Nya untuk berlindung dari orang-orang yang hasad lagi dengki, karena tidak semua orang yang melihat postingannya merasa ikut senang, bahkan lebih banyak yang iri, sakit hati, dan menyumpahi, karena tidak semua orang diberikan seperti apa yang ia miliki.
Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِن شَرِّ مَا خَلَقَ (2) وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (3) وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (4) وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (5)
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki“. (QS Al Falaq: 1-5)
Setelah pemaparan tentang kelirunya anggapan anjuran menebar kebahagiaan diatas, insyaallah pada artikel selanjutnya kami akan menerangkan dampak-dampak negatif yang dapat menimpa orang-orang yang memamerkan kebahagiannya.
Penulis : Muhammad Hadrami
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Instagram @hisbahnet,
Chanel Youtube Hisbah Tv