Tipe suami berperangai buruk berikutnya adalah suami yang selalu curiga. Ia selalu berprasangka buruk terhadap istrinya, baik ada sebabnya mauapun tidak ada sebabnya. Terutama bila laki-laki tersebut menikahi wanita yang cantik. Sang suami akan membawa kehidupan istrinya ke dalam siksa yang nyata karena kecantikannya akan mengakibatkan bertambahnya kecurigaan suami. Selain itu, kecantikannya juga akan membuat suaminya bersikap posesif. Ia akan selalu mengawasi setiap gerak-geriknya, posisinya, dan pandangannya dengan penuh kecurigaan bahwa ia melakukan sesuatu karena ingin menggoda atau memperdayai lelaki lain. Suami tersebut tidak menyadari kebodohannya dan kekerdilan akalnya bahwa Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى – memang menciptakan wanita seperti itu dan itulah kepribadian wanita. Memang seperti itulah cara berdiri, berjalan, dan memandang pada wanita.
Wanita cantik itu, sebagaimana dituturkan oleh Al-Iqad, “Seandainya keindahan ciptaan itu tidak terlihat sama sekali dalam diri seorang wanita, ia tidak akan berdiri sebagaimana wanita berdiri. Ia tidak akan berjalan sebagaimana wanita berjalan. Hal itu karena ia tidak memiliki kekuasaan dan kehendak terhadap kecantikannya. Kecantikannya adalah yang tampak oleh mata sebagaimana Allah menciptakannya sekehendak-Nya. Dan ia tidak berkuasa apa-apa terhadap kecantikan itu dan tidak punya wewenang untuknya. Seperti itulah keajaiban kecantikan.”
Cemburu pada tempatnya itu terpuji. Akan tetapi, kecemburuan seorang suami yang selalu curiga kebanyakan tidak berada pada tempatnya dan membabi buta. Kecemburuannya tumbuh dari kekhawatiran buta dan praduga yang tidak disertai alasan.
Syiksabir telah mengkritisi cemburu semacam itu dengan ungkapan yang sangat bagus, “Jiwa yang pencemburu tidak akan tumbuh benihnya dari satu sebab. Seorang lelaki pencemburu yang merasa cemburu tanpa alasan untuk cemburu, maka kecemburuannya merupakan kecemburuan yang rusak yang lahir dari nafsunya.”
Anatul Faranis mengatakan, “Seorang lelaki pencemburu benar-benar akan merasa cemburu dan menuntut perempuan hanya karena ia hidup dan bernafas. Ia akan merasa khawatir terhadap langkah-langkah yang sangat kecil serta gerak-gerik badan dan bisikan pikiran yang timbul dari seorang perempuan. Makhluk yang terpisah dari laki-laki dan berbeda dengan dirinya. Nalurinya berbeda dan wataknya berlawanan dengan watak lelaki. Lelaki pencemburu. Seorang lelaki pencemburu tidak akan merasa tersiksa karena ia melihat hati kekasihnya yang manis terbuka bagaikan mawar yang mekar.”
Oleh karena itu, seorang lelaki pencemburu sebaiknya menikah dengan wanita yang buruk. Wanita yang tabiatnya terbuka seperti terbukanya duri, agar ia merasa nyaman dan yakin bahwa malu adalah penjaga bagi perempuan.”
Wallahu A’lam
Sumber :
Aswa’ul Azwaj, Abdullah Al-Ju’aitsan, ei, hal.37-39
Amar Abdullah bin Syakir
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor