Egoisme akan menanamkan kebencian di dalam hati manusia dan akan menghancurkan kehidupan rumah tangga.
Seorang suami yang egois berkeinginan agar istrinya hanya sebagai pembantu baginya saja. Ia hanya mengambil tanpa pernah memberi; memerintah, meminta, dan tidak ingin bila ia dimintai sesuatu apa pun.
Egoisme yang bodoh seperti itu sebenarnya akan berbalik pada orangnya sendiri. Karena, dengan itu ia menginginkan segala sesuatu. Akan tetapi, dengan itu pula ia akan kehilangan segala sesuatu.
Ada egoisme yang mencerahkan, yaitu yang disampaikan oleh Plato. Yaitu dengan cara kita memberi untuk mengambil. Kita menanam untuk memetik. Kita merealisasikan apa yang menjadi keinginan orang lain.
Kehidupan berumah tanga sewajarnya tidak akan menjadi baik bila disertai oleh egoisme yang bodoh. Karena kehidupan berumah tangga itu berdiri di atas prinsip saling berkorban, di mana suami-istri atau kedua pasangan hidup itu akan bertemu di jalan yang seimbang. Bila prinsip saling berkorban dari suami dan istri lalu digantikan oleh ego dari masing-masing atau salah satu pihak, maka keduanya akan saling menjauh dan hati keduanya tidak akan pernah satu.
Jadi, suami yang egois itu termasuk tipe suami yang buruk.
Wallahu a’lam
Penulis : Amar Abdullah bin Syakir
Sumber :
Dinukil dari, “Aswa-ul Azwaj”, karya : Abdullah al-Ju’aitsan (eid,hal. 87-88)