Dengan menyebut nama Allah aku tulis surat ini untukmu- wahai saudariku muslimah. Semoga Allah memberkahimu…
Bila engkau aku tanya, “ maukah engkau Surga “ di akhirat kelak ? aku kira pasti engkau mau. Pasti engkau menginginkannya. Betapa tidak! sementara engkau tahu bahwa tempat itu penuh dengan kenikmatan yang akan membahagiakan jiwamu.
Saudariku, muslimah…
Untuk itu bacalah untaian mutiara nasehat dari saudaramu yang sangat mengharapkan kebaikan untukmu, yang sangat menghawatirkan engkau dari terjatuh ke dalam siksa Allah ta’ala di akhirat kelak.
Saudariku, muslimah…
Jangan engkau marah padaku, karena kebenaran lebih berhak untuk diterima. Dan inilah yang menjadi tujuan dari nasehatku, aku memaksudkan dengan nasehatku ini agar engkau dapat mengambil Pelajaran darinya dan dengannnya pula engkau dapat menolak darimu sesuatu yang akan membahayakan kehidupanmu nantinya, baik di dunia sekarang ini maupun di akhirat nanti. Dan, agama itu adalah nasehat:
إن أريد إلا الإصلاح ما استعطت وما توفيقي إلا بالله
Aku tak menginginkan melainkan perbaikan selagi aku berkesanggupan untuk mengupayakan dan tak ada yang dapat memberikan taufiq kepadaku melainkan Allah.
Saudariku, muslimah…
Cobalah engkau sejenak bersama jiwamu, dan katakanlah kepadanya, “ wahai jiwa, yang merindukan Surga, sudah sejauh manakah engkau menempuh jalan menuju tempat yang menjadi tujuanmu itu ? ataukah justru engkau melangkah namun engkau menempuh jalan yang berbeda arah sehingga engkau tak pernah akan sampai ke tempat tujuan yang engkau rindukan itu ? Jalan lurus –jalan petunjuk Allah, rabbmu- adalah jalan yang harus engkau tempuh namun engkau justru memilih jalan yang bengkok-jalan setan- yang justru memalingkan dirimu dari sampai ke tempat tujuanmu. Tidakkah engkau sadar bahwa penyesalanlah yang justru akan engkau dapatkan atas pilihanmu tersebut ? maukah engkau menyesal tatkala kematian telah tiba menjemputmu, sebegaimana nasib orang-orang kafir dan orang yang mengabaikan syariat Allah ta’ala ? sebagaimana yang Allah habarkan di dalam kitabNya tentang mereka:
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ . لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ .
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “ ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke duania), agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak ! Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja dan di hadapan mereka ada barzah sampai pada hari mereka dibangkitkan. (Qs. Al-Mukminun : 99 – 100)
Saudariku, muslimah…
Katakanlah pada jiwamu, wahai jiwa tidakkah engaku mau memandang dan mengambil pelajaran dari orang-orang yang sedemikian banyak harta dunia yang mereka miliki, bagaimanakah kehidupan mereka dan bagaimanakah pula kesudahan mereka ? bagaimana mereka mengumpulkan harta sedemikian banyaknya , namun harta tersebut justru menjadi sarana yang mencelakaan kehidupan mereka. Bagaimana mereka membangun gedung-gedung yang sedemikian indah dan kokohnya, namun kesemua itu tak mereka bawa ke dalam kuburnya. Bagaimana mereka berangan-angan dan bercita-cita namun ternyata angan-angan mereka itu menjadi sesuatu yang menipu mereka. Wahai jiwa ..tidakkah engkau mengambil pelajaran darinya ?
Wahai jiwa…
Celaka engkau, alangkah besarnya kebodohanmu, tidakkah engkau tahu bahwa di hadapun Surga atau Neraka dan engkau menuju ke salah satunya sementara engkau tertipu dengan permainan yang melalaikan engkau dari jalan yang akan mengantarkanmu menuju ke Surga, engkau asik dengan hal-hal yang justru akan mengantarkanmu ke dalan Neraka, tidakkah engkau sadar bahwa bisa saja hari ini atau besok kematian menjemputmu.
Wahai jiwa…
Bagaimana nasibmu nanti tatkala sakaratul maut menyapamu, tatkala ruh sampai di kerongkonganmu ?
Bagaimana nanti sementara engkau telah menempuh jalan menuju pengadilan Allah untuk mempertanggung jawabkan segala amal perbuatanmu semasa hidupmu di dunia ? engkau singgah untuk sementara waktu di dalam kubur sampai waktu yang ditentukan Allah, lalu engkau keluar dari kubur sementara tak ada sesuatupun yang tersembunyi di sisi Allah ta’ala sebagaimana yang dihabarkan Allah dalam kitabNya:
يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ
(yaitu) pada hari (ketika) mereka keluar (dari kubur) tidak sesuatu pun keadaan mereka yang tersembunyi di sisi Allah (Qs. Al-Mukmin : 16)
Hari dimana masing-masing akan mendaptkan balasan yang setimpal dari sisiNya dan tak seorang pun yang terzhalimi:
يَوْمَ تَأْتِي كُلُّ نَفْسٍ تُجَادِلُ عَنْ نَفْسِهَا وَتُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap orang datang untuk membela dirinya sendiri, dan bagi setiap orang diberi (balasan) penuh sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan) (Qs. An-Nahl : 111)
Wahai jiwa…
Dunia yang menipu telah ku tinggalkan dan setan telah berlepas diri dariku, bagaimana aku akan dapat lari dari hisab(perhitungan) Allah ? dan bagaiamana aku tidak mengkhawatirkan akan mendapatkan siksaNya yang pedih ?
siapakah yang akan membantuku bila pada hari itu aku terhalangi dari melihat indahnya wajah rabbku ?… Dia tidak memadangku dan tidak pula mengajak bicara serta tidak pula mensucikan aku ? siapakah yang sanggup memberikan pertolongan kepadaku bila mana seorang penyeru menyeru orang-orang yang telah bermaksiat kepadaNya … kemanakah aku akan mohon pertolongan dan kemanakah aku akan lari ?
Maka, alangkah panjangnya kesedihanku dan alangkah panjang pula penyesalanku nanti karena di Jahannam lah tempatku nanti mendapatkan siksa yang tanpa henti. …
Jahannam adalah kobaran api yang sangat panas… wahai jiwa … sesungguhnya jahannam itu adalah api yang sangat panas, mampukah nantinya dirimu menghadapi sengatan yang sedemikian panas ? apakah engkau sanggup menghadapi kemurkaan Dzat yang Maha Perkasa ?
Wahai jiwa, tersisa sebuah pertanyaan untukmu, tidakkah selayaknya engkau segera berhenti dari angan-angan yang menipu ? tidakkah engkau bersegara mendorong anggota badanmu untuk melakukan ketaatan sehingga balasan yang baik nantinya dari Rabbmu lah yang akan engkau dapatkan ?
Wahai jiwa, selagi hayat masih dikandung badan, maka pintu taubat masih terbuka lebar, maka segeralah engkau menuju ke arahnya dan segeralah pula engkau memasukinya, semoga engkau termasuk penghuni rumah keabadian Surga yang penuh kenikmatan.
Wahai jiwa, lihat dan ambillah pelajaran tentang-orang-orang yang telah berada di dalam kuburan setelah sebelumnya mereka menempati tempat yang megah dan mewah di dunia sepanjang hidupnya dan ketahuilah bahwa kesempatan untuk hidup di dunia hanya sekali saja tak berulang, bila datang ajal maka tak ada kesempatan untuk kembali, engkau akan melanjutkan perjalanan menuju negeri keabadian, oleh karenanya bersungguh-sungguhlah engkau untuk menyapih dirimu sebelum engkau mengatakan, “ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan”.
Penulis: Amar Abdullah
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet