Hakikat dari maksud penciptaan manusia adalah ibadah dan penghambaan diri kepada Allah Ta’ala
Sebagaimana firman-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Azzariyat: 56)
Dan kemudian Allah Ta’ala mengutus para Rasul dan menurunkan Kitab-Nya sebagai pedoman hidup bagi umat manusia.
Namun, dengan kehendak-Nya, Allah Ta’ala juga menciptakan Iblis dan keturunannya, yang kemudian mereka bekerja siang dan malam menyesatkan anak Adam untuk kelak menemani mereka di Neraka.
Sehingga sebagian manusia ada yang tergoda dengan rayuan Syaitan, hidup dalam kekufuran atau kemaksiatan kepada Allah Ta’ala, apakah itu dengan ucapan maupun perbuatan.
Namun, Allah Ta’ala juga memiliki hamba-hamba setia, yang senantiasa mengagungkan dan memuji Allah Ta’ala setiap saat, bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat, meski hidup sederhana.
Mereka setiap harinya hidup dalam ketenangan, bukan maksudnya tidak bekerja, namun kesibukan mereka semuanya adalah Lillahi Ta’ala. Mulai dari beribadah, mencari nafkah sepanjang hari, menuntut ilmu atau membantu sesama yang sedang kesusahan.
Kesibukan itu, meski zahirnya adalah kepenatan, namun hakikatnya adalah tanda cinta Allah Ta’ala kepada hamba-Nya itu.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ؛ يُفْتَحُ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ بَيْنَ يَدَيْ مَوْتِهِ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ مَنْ حَوْلَهُ
“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi salah satu hamba-Nya, Dia akan mempekerjakannya”. ’Allah berikan taufiq kepadanya untuk beramal saleh sebelum kematian, sehingga orang lain di sekitarnya menjadi senang dengannya.’ (HR. Ahmad).
Dan begitu pula bagi yang bersusah payah menuntut Ilmu, Nabi bersabda:
مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia faham dalam agama” (Muttafaqun ‘alaihi).
Maka sungguh, mereka akan mendapatkan hidup yang tenang disebalik kesibukan mereka.karena tenang bukan berarti tidak ada masalah, atau hidup dengan limpahan harta, namun adalah hati yang ikhlas dan bertawakkal kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS Annahl: 97)
Semoga Allah Ta’ala menghidupkan kita di atas ketaatan-Nya dan mematikan kita dalam keadaan beriman.
Ustadz Hadromi
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Youtube HisbahTv,
Follow Instagram Kami Hisbahnet dan alhisbahbogor