Shalat Tepat Waktu Amal Terpenting yang Mesti Menyertai Pertumbuhan Anak.

Cintakanlah!

Cintakanlah anak-anak Anda pada perbuatan baik dan bakti. Ini tidak mungkin terwujud melalui ucapan dan janji-janji semata, tapi juga memerlukan sikap-sikap konkret sedari dini agar mereka tumbuh di atas kebaikan-kebaikan itu.

Alhamdulillah, mencintai kebaikan adalah fitrah manusia, di samping juga merupakan adat kebiasan dalam banyak komunitas masyarakat Islam. Amal paling penting yang mesti menyertai pertumbuhan anak adalah shalat tepat waktu.

Saya ucapkan selamat kepada seorang ayah yang mengajak serta putranya ke masjid untuk ikut menunaikan shalat. Dan juga kepada seorang ibu yang menyeru putrinya mengerjakan shalat bersamanya di rumah. Demikian pula halnya kewajiban-kewajiban lain. Misalnya, meletakkan uang di tangan si kecil agar ia masukan ke kotak infak, supaya dalam diri mereka tumbuh benih cinta shadaqah, zakat, membantu orang lain dan memenuhi kebutuhan mereka, serta memotivasi mereka mengamalkannya sedari dini.

Pastinya Anda semua tahu pengaruh amal kebaikan pada diri anak dan orang tua. Untuk itu, cintakan amal kebaikan pada anak-anak Anda dengan mengikutsertakan mereka dalam berbagai aktifitas yang dapat mengeratkan hubungan anak dengan kaum Muslimin. Baik di tanah air sendiri, negeri tempat Anda berdomisili atau pun di luar negeri. Aktifitas-aktifitas tersebut adalah sebagai berikut :

1-Mendoakan orang lain tanpa sepengetahuannya. Jelas tidak ada ruginya, karena dikatakan pada orang yang melakukannya, “Dan bagimu semisalnya,” oleh malaikat yang telah ditugaskan.

2-Mengasuh anak-anak yatim.

3-Menolong orang-orang yang sedang ditimpa bencana dan ujian, misalnya memberi tempat mengungsi atau memberi makan.

4-Menyumbangkan harta, baju dan barang-barang lain yang sudah tidak dibutuhkan tapi masih layak.

5-Berkontribusi dalam mempersiapkan menu buka puasa.

6-Membangun masjid, sekolah dan pusat-pusat keislaman.

7-Mendirikan klinik, rumah sakit dan balai pengobatan, menyumbangkan obat-obatan dan makanan, serta membantu memberikan pertolongan dan perawatan para mujahidin dan korban bencana.

8-Mendanai proyek-proyek penuntut ilmu umum atau syar’i, demikian pula proyek-proyek pekerjaan.

9-Serta hal-hal lain baik besar atau kecil, dimana Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ-bersabda,

لَاتَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ  شَيْئًا

Janganlah kalian meremehkan suatu kebaikan pun…” (HR. Muslim dan Ahmad)

Diutamakan sumbangan-sumbangan ini berasal dari tabungan anak-anak sendiri dan hendaknya mereka melakukan sendiri proses penyerahannya.

Di sini saya ingin menceritakan suatu peristiwa yang dikisahkan Syaikh Ahmad Qaththan pada kami. Berikut ini kisahnya :

Ketika itu pintu rumahku diketuk oleh seorang petugas pengumpul sumbangan, setelah mengucapkan salam orang tersebut berkata, “Kami telah dihubungi dari rumah Anda ini untuk mengambil sumbangan sejumlah 5 dinar-seingat saya untuk dana buka puasa di bulan Ramadhan-.”

Syaikh berkata, “Tetapi, saya tidak menelpon.”

Ketika beliau menanyakan pada anggota keluarga, ternyata putra beliau yang masih kecil yang telah mengambil nomor telepon dan mengontak petugas pengumpul shadaqah. Maka tidak ada jalan lain bagi syaikh kecuali menerima petugas tersebut dan mempertemukannya dengan putra beliau yang baik agar menyelesaikan proses penyerahan shadaqah dan kepedulian terhadap kaum fakir miskin.

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: MDH tv (Media Dakwah Hisbah )
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

Wallahu A’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *