Shalat Membawa Kebaikan

Pertanyaan :

Saya mau bertanya. Apa orang yang menjaga shalat itu hidupnya seperti terkunci? Terus apa keadaan terkunci itu bisa meringankan hisab? Katanya makin tinggi iman seseorang makin berat ujianya. Apa yang dimaksud itu hidupnya makin terkunci?

Jawab :

Alhamdulillah.

Tidak. orang yang menjaga shalat itu hidupnya tidak seperti terkunci. Pernyataan orang yang menjaga shalat itu hidupnya seperti terkunci tidaklah benar. Justru, orang yang menjaga shalat keadaan hidupnya akan baik, hidupnya tidak seperti terkunci. Hidupnya akan bebas karena dia hanya menyembah Allah saja. Hidupnya akan baik karena ia menunaikan perintah  dalam firman .

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

Peliharalah semua shalat dan shalat wusta. Dan, laksanakanlah (shalat) karena Allah dengan khusyu’ (Qs. Al Baqarah : 238)

Orang yang melaksanakan perintah  ini, menjaga dan memeliharanya, melaksanakannya pada waktunya, melaksanakannya karena Allah dengan khusyu’, niscaya ia termasuk orang yang beruntung. Sebagaimana Allah berfirman

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2)

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyu’ dalam shalatnya (Al Mukminun : 1-2)

Dan, Rasulullah ﷺ juga bersabda tentang beberapa bentuk kebaikan dan keuntungan orang yang menjaga shalatnya

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوْرًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ…

Barangsiapa menjaga (memelihara) shalatnya, niscaya ia memiliki cahaya, bukti dan keselamatan pada hari Kiamat … (HR. Ibnu Hibban)

Baik dan beruntungnya keadaan hidup orang yang menjaga shalat ini tidaklah berarti bahwa ia bakal sepi dari adanya ujian dan cobaan hidup. Justru boleh jadi akan banyak dan berat ujian dan cobaan hidup yang dialaminya di dunia ini, namun shalatnya yang terjaga itu yang dilakukannya dengan baik, dengan khusyu’ akan membantunya dalam menghadapi setiap ujian, cobaan dan musibah yang menimpanya. Shalatnya akan membimbingnya untuk berlaku baik dalam menyikapi dan menghadapi setiap ujian dan cobaan itu. Shalatnya juga akan membantunya untuk menghindarkan dirinya atau bahkan mencegahnya dari berlaku tidak baik. Sebagaimana yang terisyaratkan dalam firman Allah ﷻ

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَر

dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. (Qs. Al ‘Ankabut : 45)

Jadi, Shalat merupakan kunci pembuka pintu-pintu kebaikan dalam hidup seseorang.

Karenanya, Allah perintahkan agar kita menjadikan sabar dan shalat itu sebagai penolong, Dia ﷻ berfirman

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاة

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu…(Qs. Al Baqarah : 153)

 

Penanya yang budiman..

Dengan demikian, pertanyaan Anda selanjutnya, ‘Terus apa keadaan terkunci itu bisa meringankan hisab?’ hal ini tidak membutuhkan jawaban. Karena, pertanyaan ini dibangun di atas pertanyaan Anda yang pertama, yang mana pertanyaan atau pernyataan tersebut tidaklah benar.

Adapun jawaban untuk pernyataan Anda ‘Katanya makin tinggi iman seseorang makin berat ujiannya apa yang dimaksud itu hidupnya makin terkunci’, maka kita katakan :

Pernyataan ‘makin tinggi iman seseorang makin berat ujianya’ ini benar, sebagaimana diisyaratkan dalam hadits

عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ : سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً ؟ قَالَ : اَلْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ فَإِذَا كَانَ الرَّجُلُ صَلب الدين يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى قَدْرِ دِيْنِهِ فَمَنْ ثَخِنَ دِيْنُهُ ثَخِنَ بَلَاؤُهُ وَ مَنْ ضَعُفَ دِيْنُهُ ضَعُفَ بَلَاؤُهُ

Dari Mush’ab bin Sa’d dari ayahnya, ia berkata, Nabi ﷺ pernah ditanya, ‘Siapakah manusia yang paling berat cobaannya ? beliau menjawab, ‘Para Nabi, kemudian yang semisal dengan mereka, kemudian yang semisal dengan mereka. Maka bila seseorang itu kokoh agamanya, seseorang diuji sesuai kadar agamanya, maka barang siapa keras (kuat) agamanya niscaya cobaannya keras (berat) dan barang siapa lemah agamanya, niscaya akan lemah pula cobaannya. (HR. Al Hakim di dalam Al Mustadrak, no. 120)

 

Apa yang dimaksud itu hidupnya makin terkunci?” Jawabannya, “Bukan.” Bukan itu maksudnya.

Demikian. Wallahu A’lam

 

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTV
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *