(Sebuah Kisah Unik)
Seorang Syaikh mulia, Jasim Muhalhal al-Yasin menceritakan kisah unik berikut. Beliau berkata,
Seorang pemuda yang baik, yang dikenal shaleh, bertakwa dan istiqamah bercerita kepadaku tentang kisah yang dia alami saat dia belajar di amerika serikat, negeri asing yang penuh dengan godaan yang deras.
Pemuda itu berkisah,
“Pesawat menerbangkanku dari satu wilayah ke wilayah lainnya sebelum aku tiba di kota yang aku akan belajar di sana. Karena jarak yang jauh, dan pesawat yang membawaku transit di daerah tempat salah seorang kerabatku tinggal, maka aku sengaja singgah padanya, bermalam di rumahnya untuk mengetahui keadaannya, di samping aku juga ingin beristirahat di rumahnya, baru kemudian meneruskan perjalanan.
Aku membawa tasku menuju ke rumah kerabatku. Aku mengetuk pintu, begitu pintu terbuka, masya Allah, pemandangan apa yang kulihat ? Pemuda dan pemudi bercampur baur, mereka melakukan hal-hal rendah. Melihat pemandangan seperti itu, aku tertegun sesaat karena terkejut, namun tidak lama, aku segera bergegas ke salah satu kamar dan menutup pintu. Aku memohon ampun kepada Allahسُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- -karena pemadangan yang aku lihat di tempat tersebut.
Akan tetapi apa yang dilakukan oleh para pemuda dan pemudi itu, setelah mereka melihat pemuda shalih meninggalkan mereka dan pergi begitu saja ? Apakah mereka membiarkannya begitu saja atau apa yang mereka lakukan ? Kaki tangan setan, karena kecintaan mereka terhadap perbuatan keji, mereka pun membenci kebaikan dan orang-orang baik. Mereka ingin setiap orang berpartisipasi dalam kesenangan mereka yang kotor, duduk di perkumpulan mereka yang sarat dengan penyebutan nama Iblis dan apa yang membuat Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى -murka.
Benar sekali seorang penyair yang berkata,
Konspirasi mengepung anak-anak muda
Untuk memalingkan mereka dari memegang tombak (berjihad)
Konspirasi menyeru mereka, “Marilah kepada Syahwat di bawah naungan minuman keras.”
Apa yang dikatakan oleh penyair Muslim tersebut dalam bait-bait syairnya di atas adalah apa yang ingin sekali dilakukan oleh anak-anak muda-mudi tersebut terhadap saudara kita, pemuda yang shaleh ini.
Pemuda shaleh tersebut melanjutkan kisahnya,
“Ketika aku menutup pintu dan duduk beberapa saat di dalam kamar, beberapa menit aku duduk, tiba-tiba seorang gadis yang sangat cantik masuk ke kamarku, dia ingin duduk bersamaku. Aku yakin kalian pasti mengetahui apa buntut dari keadaan ini. Oleh karena itu, aku menjauh darinya, aku sangat heran dengan keberaniannya dalam urusan dosa. Namun dia tidak kunjung keluar.
Ya Allah, apa yang harus aku lakukan ? Aku membaca doa dalam hati, ‘Ya Allah, jauhkanlah aku dari keburukan dan orang-orang buruk. Ya Allah, jagalah aku dengan penjagaanMu. Ya Allah…Ya Allah … !
Tiba-tiba aku menemukan sebuah ide. Aku pun bangkit mendirikan shalat, aku tidak tahu apakah menghadap kiblat ataukah tidak ? Aku pun tak tahu berapa rakaat aku shalat dan apa yang aku baca ? Semuanya aku tak tahu. Yang aku tahu hanyalah aku shalat, sujud, berdoa, rukuk, bertasbih, dan beristighfar. Akhirnya setelah beberapa waktu, ketika gadis itu telah bosan menunggu, dia pun pergi meninggalkanku.
Aku bernafas lega, aku memuji Allahسُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- -atas bimbingan-Nya. Pada saat yang penuh dengan keimanan Rabbani itu, aku merasakan keagungan shalat dan faidah-faidahnya yang besar. Di rumah tersebut, aku merasa seperti seekor burung dalam sangkar, menunggu saat-saat untuk lolos, dan memang benar, aku pun segera manata barang-barangku, lalu kabur ke alam bebas, alam dengan udara bersih yang belum tercemar oleh kemaksiatan-kemaksiatan dan yang dikelilingi rekan-rekan yang shalih.”
Wallahu A’lam
Sumber :
Shuwar Min al-Iffah, Muhammad bin Abdirrahman al-Ajmi, hal. 28-32
Amar Abdullah bin Syakir
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor