Semangat Beramal Shaleh Walau Sebesar Semut

Seorang Muslim akan memfungsikan dunia dan kesempatan hidupnya di dunia sebagai ladang untuk mengumpulkan amal amal shaleh, satu demi satu. Ia berusaha melakukan apa saja yang disyariatkan, walaupun kecil atau sedikit, bagi kehidupan akhiratnya. Tidak ketinggalan, ia pun menanamkan hal itu pada hati anak-anaknya, sehingga mereka tahu pentingnya beramal shaleh dan melestarikannya. Demikian ini karena tidak ada manfaat dari waktu (usia), harta, tubuh, dan tenaga, bila tidak dipergunakan sebesar-besarnya untuk ketaatan kepada Allah ﷻ

Imam Ibdul Qayyim رحمه الله dalam kitabnya Al Fawaid menyebutkan sepuluh hal yang tidak bermanfaat bagi manusia dan menjadi sia-sia, di antaranya, harta yang tidak diinfakkan untuk akhirat, badan yang kosong dari ketaatan dan khidmah kepada Allah, waktu (usia) yang tidak digunakan untuk mengejar ketertinggalan dalam amal shaleh atau tidak dipakai untuk kebaikan dan ibadah (Al Fawaid, hal.162)

Imam Malik رحمه الله mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah telah membagi-bagi amalan-amalan (para hamba) sebagaimana Dia membagi rizki mereka. Betapa banyak orang yang dimudahkan untuk mengerjakan shalat (sunnah), namun belum dibukakan pintu puasa sunnah baginya. Orang lain dibukakan pintu sedekah, sementara ia belum dibukakan baginya ibadah puasa (sunnah). Orang lain dimudahkan untuk ikut serta dalam Jihad.”

Tentang banyaknya jalan kebaikan dan pintu kebajikan, Allah ﷻ berfirman

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ

Maka berlombalah kalian dalam (berbuat) kebaikan-kebaikan (Qs. Al Baqarah : 148)

Allah juga berfirman

وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Dan apa saja kebajikan yang kalian lakukan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui (Qs. Al Baqarah : 215)

Setelah penyebutan secara khusus orang-orang yang membutuhkan uluran tangan dari orang lain seperti anak-anak yatim, orang-orang miskin, ibnu sabil, Allah berfirman dengan kalimat yang umum bahwa apa saja yang kalian infakkan baik kepada mereka atau kepada yang lain, dan siapa saja yang melakukan jenis-jenis ketaatan dan hal hal yang mendekatkan dirinya kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahuinya dan akan memberikan balasan kepada kalian atas kebaikannya itu (Taisirul Karimir Rahman, hal. 96)

Allah berfirman

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya (Qs. Az Zalzalah : 7)

Sebagian ahli tafsir memaknai dzarrah sebagai semut yang kecil (Lihat, Tafsir Al Jalalain, hal.1231)

Maka, barang siapa mengerjakan kebaikan seberat semut kecil, niscaya ia akan melihat balasannya, apalagi jika kebaikan yang dilakukan seseorang karena Allah itu besar dan banyak, niscaya ia akan melihat balasan besar darinya.

Melalui ayat di atas, Allah mengabarkan bahwa siapa saja yang mengerjakan amal shaleh, maka Allah akan memberikan balasan yang baik dan pelaku kebaikan itu akan melihat pahalanya. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.

Ayat di atas dinamakan oleh Nabi ﷻ sebagai ayat istimewa yang mencakup segala sesuatu (Lihat, shahih Al Bukhari, no. 4962 dan Muslim no. 987)

Dalam ayat ini, ada motivasi utuk mengerjakan amal shaleh walaupun sedikit (Taisirul Karimir Rahman, hal.862)

Akhirnya, kita memohon kepada Allah agar memberikan taufik kepada kita untuk beramal shaleh dan mengistiqamahkannya. Amin

 

Amar Abdullah bin Syakir

 

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *