Semampu Mungkin Melaksanakan Shalat Sesuai dengan Tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam

Salah satu perkara yang menunjukkan perhatian seorang muslim terhadap perkara shalatnya adalah semampu mungkin ia melaksanakan setiap shalatnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-.

Hal itu bisa terwujud dengan meneliti bab shalat di dalam buku hadis dan fikih, karena ketika seorang hamba Muslim sedang melakukan shalat dengan memenuhi tata cara, rukun-rukun dan wajib-wajibnya,  maka dia akan merasakan bahwa dia sedang berjalan di atas petunjuk Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-. Dia akan melakukan apa yang selalu dilakukan oleh Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan akan meninggalkan apa yang tidak dilakukan oleh beliau -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Dia akan melakukan tidak secara kontinyu apa yang dilakukan oleh Rasul tidak secara kontinyu. Anda akan melihat pula hamba tersebut melakukan berbagai dzikir yang dilakukan oleh Rasul dan dia akan melakukan dzikir tersebut secara mutlak, jika Rasulullah -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- melakukannya demikian.



Demikianlah selayaknya seorang manusia, dia harus selalu menapaki jalan Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-, sehingga pada akhirnya dia akan merasakan manisnya amal tersebut. Hal itu karena tidak ada lagi perbuatan yang paling dicintai selain mengikuti Rasulullah -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-, dan tidak ada jalan lain untuk mendapatkan keridhaan Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-kecuali dengan mengikuti jalannya.

Dari Abu Ayub-رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-bersabda,

مَنْ تَوَضَّأَ كَمَا أُمِرَ وَصَلَّى كَمَا أُمِرَ غُفِرَ لَهُ مَا قَدَّمَ مِنْ عَمَلٍ

Siapa saja yang melaksanakan wudhu’ sesuai dengan apa yang diperintahkan, shalat sesuai dengan apa yang diperintahkan, maka semua kesalahan masa lalunya akan dimaafkan

(Diriwayatkan oleh an-Nasai, ad-Darimi, Ahmad, Ibnu Majah dan yang lainnya. Guru kami berkata di dalam kitab shahihut Targhiib wat Tarhiib (196) : “Hadis ini hasan.”)

 

Di dalam riwayat Malik bin al-Khuwairits-رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- dari Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-, beliau bersabda,

صَلَّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي

“Lakukanlah shalat sebagaimana kalian melihatku shalat (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, 631)



Dari ‘Ammar bin Yasir -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ-ia berkata, Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-bersabda,

« إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلاَّ عُشْرُ صَلاَتِهِ تُسْعُهَا ثُمُنُهَا سُبُعُهَا سُدُسُهَا خُمُسُهَا رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا »

Sesungguhnya seseorang selesai melakukan shalat sedangkan pahala shalatnya itu tidak didapatkannya kecuali sepersepuluhnya, atau sepersembilannya, atau seperdelapannya, atau sepertujuhnya, atau seperenamnya, atau seperlimanya, atau seperempatnya, atau sepertiganya, atau setengahnya.

(Diriwayatkan oleh Abu Dawud, an-Nasai, dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya. Hadis ini dihasankan oleh guru kami di dalam kitab shahihut targhib wat tarhib (537))

 

Wallahu A’lam

 

Sumber :

Ash-Shalatu Wa Atsaruha Fi Ziyadati al-Iman Wa Tahdzibi an-Nafsi, Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah, ei, hal. 6-8.

 

Amar Abdullah bin Syakir

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *