Selamatkanlah Aku dari Perbuatan Zina


Selamatkanlah Aku dari Perbuatan Zina

Imam al-Bukhari berkata : Yahya bin Musa menceritakan kepada kami, ia berkata : Waki’ menceritakan kepada kami, ia berkata : Sa’d bin Aus menceritakan kepada kami dari Bilal bin Yahya :

عَنْ شُتَيْرِ بْنِ شَكَلِ بْنِ حُمَيْدٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ عَلِّمْنِي دُعَاءَ أَنْتَفِعُ بِهِ. قَالَ : قُلْ : اَللَّهُمَّ عَافِنِي مِنْ شَرِّ سَمْعِي وَبَصَرِي وَلِسَانِي وَقَلْبِي وَشَرِّ مَنِيِّي. قَالَ وَكِيْعٌ : مَنِيِّي يَعْنِي الزِّنَى وَالْفُجُوْرَ

Dari Syutair bin Syakal bin Humaid, dari ayahnya, ia berkata, “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku doa yang aku bisa mengambil manfaatnya !’ Beliau bersabda, ‘Ucapkanlah :

اَللَّهُمَّ عَافِنِي مِنْ شَرِّ سَمْعِي وَبَصَرِي وَلِسَانِي وَقَلْبِي وَشَرِّ مَنِيِّي

(Allahumma ‘Aafinii Min Syarri Sam’ii wa basharii wa lisaanii wa qalbii wa syarri Maniyyii)

“Ya Allah, selamatkanlah aku dari keburukan pendengaranku, penglihatanku, lidahku, hatiku dan keburukan maniku.”

Waki’ berkata, ‘Maniyyii artinya zina dan kekejian.
(al-Adab al-Mufrad, no. 663)

Penjelasan Kata :

مِنْ شَرِّ سَمْعِي

(Min Syarri Sam’ii, dari keburukan pendengaranku) yakni dari mendengarkan ghibah, ucapan buruk dan ucapan dusta.

وَبَصَرِي

(wa basharii, dan penglihatanku) yakni dari keburukan pandanganku, yaitu mata yang berkhianat dan kemaksiatan lain yang dilakukan mata.

وَشَرِّ مَنِيِّي

(wa syarri Maniyyii, dan keburukan maniku) : dikuasai oleh mani hingga terjerumus dalam perbuatan zina atau hal-hal yang menjurus kepada zina. Maksudnya, keburukan kemaluannya dan pengendalian mani atasnya. Ada yang berpendapat, kata ini adalah bentuk jamak dari maniyyah, yaitu keburukan pada saat mati. Maksudnya, diambil ruhnya ketika sedang mengerjakan perbuatan buruk.

Kandungan Hadis :

Setiap muslim hendaknya mengambil faedah dari hadis ini dan memohon perlindungan kepada Allah –سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى – dari segala keburukan yang disebutkan oleh Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- dalam hadis ini.

Wallahu A’lam

Sumber :
Rasysyul Barad Syarh al-Adabil Mufrad, Syaikh Dr. Muhammad Luqman as-Salafi (ei, jilid 2, hal. 1-2)

Amar Abdullah bin Syakir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *