Sejarah Hisbah (amar ma’ruf nahi mungkar)

Sungguh para rasul telah datang untuk menyeru manusia kepada tauhid yang murni, tiap-tiap mereka berkata kepada kaumnya:

“Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” (QS. Al-A’raf: 59).

Mereka juga berkata: “Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu”. (QS. Al-A’raf: 68).

Sebagai ungkapan dari beratnya risalah yang mereka bawa, karena sesungguhnya pada awalnya, manusia seluruhnya beriman dan bertauhid kemudian mereka menyimpang dan terjatuh dalam kesyirikan kepada Allah ‘azza wajalla.

Maka diutuslah para rasul kepada kaumnya untuk memerintah mereka kepada kebaikan dan melarang mereka dari kemunkaran (amar ma’ruf nahi munkar) sebagaimana Allah berfirman melalui lisan mereka (para nabi): “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Dan itu adalah dalam rangka mewujudkan syi’ar yang agung ini (amar ma’ruf nahi munkar).

Maka dari sini dapat diketahui bahwa inti dakwah para rasul adalah amar ma’ruf nahi munkar dan itu telah ada sejak sebelum umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *