Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengendarai binatang seadanya, kadang kuda, kadang unta, kadang bighal (peranakan keledai dengan kuda), keledai kelabu betina, kadang keledai jantan dan kadang berjalan dengan kaki telanjang.
Dia juga bergaul dengan para fakir miskin, makan bersama mereka dan menghormati orang yang mulia akhlaqnya dan mendekati para kaum bangsawan untuk mengajak mereka berbuat kebajikan kepada orang-orang lemah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga selalu menjalin hubungan silaturrahim tanpa mendahulukan siapa yang lebih mulia di antara sesama mereka.
Nabi tidak pernah bersikap acuh kepada seseorangpun, ia menerima alasan orang yang meminta ma’af, dan ia juga bercanda tetapi tidak pernah mengatakan kecuali yang haq; tertawa dengan tidak terbahak-bahak; berlomba dengan istrinya; kadang suara nyaring mengganggunya tetapi ia sabar.
Tidak ada waktu berlalu tanpa beramal kepada Allah subhanahu wata’aala atau melakukan sesuatu yang harus dilakukan untuk kepentingan dirinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah menghina orang miskin karena kemiskinan dan keluh kesahnya, dan tidak takut kepada raja karena kerajaannya. Semua didakwahi oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan dakwah yang sama. Kemuliaan kepribadian dan kesempurnaan sikap telah dianugerahkan oleh Allah kepada beliau, padahal dia adalah seorang yang buta baca-tulis.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dibesarkan di negeri fakir dan padang pasir dengan segala ketandusannya, dan dibesarkan dalam menggembala domba sebagai seorang anak yatim tidak punya ayah. Lalu Allah subhanahu wata’aala mengajarkan kepadanya seluruh budi pekerti luhur dan jalan-jalan yang terpuji, khabar tentang orang-orang yang telah lalu dan orang-orang yang akan datang kemudian dan apa saja yang mengandung keselamatan dan kemenangan di akhirat, bahagia dan selamat di dunia.
Tidak seorang yang datang kepadanya melainkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam turut memecahkan permasalahannya; Nabi tidak pernah berucap kasar dan tidak pula bersikap keras dan tidak pula berteriak-teriak di pasar; dan tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan, akan tetapi memaafkan dan berlapang dada.
Di antara akhlak beliau juga ialah memberi salam kepada orang yang dijumpainya, dan setiap orang yang menemuinya untuk suatu keperluan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tetap sabar menemaninya hingga tamunya itu yang terlebih dahulu pulang.
Siapa saja yang memegang tangannya, Nabi tidak melepasnya sehingga orang itu yang melepasnya terlebih dahulu. Bersambung, insyaa Alloh.
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet