Sebagian Dari Akhlaq Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (1)

Saudaraku…di mana pun anda berada.

Berbicara tentang akhlaq yang mulia maka Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam adalah manusia yang paling mulia akhlaknya paling luhur budi pekertinya. Semua itu telah ia miliki sewaktu masih dalam zaman jahiliyah, sebelum masa kenabian. Lalu bagaimana dengan akhlaq dan budi pekertinya sesudah diangkat menjadi nabi? Allah telah berfirman kepadanya dengan ungkapan: (yang artinya) “Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak mulia (agung)”.

Nabi telah dibimbing oleh Allah dengan sebaik-baik bimbingan, di didik dengan sebaik-baik pendidikan. Oleh karenanya akhlak dan budi pekerti beliau adalah Al-Qur’an yang suci, ia berakhlaq dan berprilaku perilaku dan akhlak Al-Qur’an dan membangun manusia dengan Al-Qur’an pula. Di antara akhlak beliau adalah bahwasanya ia merupakan manusia paling penyantun, paling adil, paling suci kehormatan dirinya dan paling pemurah (dermawan).

Beliau biasa menyambung tali alas kaki, menjahit pakaian yang robek, membantu keluarganya di rumah, bersama keluarganya memotong daging. Dia adalah sosok manusia yang paling pemalu, tidak mampu menetapkan pandangan pada wajah seseorang.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu memenuhi undangan (ajakan) siapapun juga, ia menerima hadiah sekalipun bernilai kecil dan membalasnya; ia marah hanya karena Allah dan tidak pernah marah karena membela dirinya. Kadang-kadang beliau kelaparan hingga mengikat batu di perutnya dengan kain. Kadang ia makan apa yang ada dan tidak menolak yang ia dapat dan tidak pernah mencaci makanan. Jika ia hanya menemukan sebiji kurma ia makan dan jika menemukan sepotong daging panggangpun ia makan pula; jika ditemukannya hanya sepotong roti ia makan dan begitu pula jika hanya menemukan manisan. Bahkan sekalipun hanya seteguk susu tanpa roti beliau memakannya.

Beliau suka menjenguk orang sakit dan menghadiri jenazah; dan beliau berjalan sendirian tanpa pengawal di hadapan musuh-musuhnya.

Dia adalah sosok manusia yang paling merendahkan hati (tawadhu’), yang paling tenang tanpa sedikitpun ada rasa sombong, paling bagus tutur katanya tanpa dibuat-buat dan paling baik prilakunya, ia tidak takut kepada apapun dalam menghadapi urusan dunia.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memakai pakaian apa adanya, kadang ia memakai syamlah (kain yang dapat menyelimuti tubuh)dan kadang jubbah dari kain wol. Pakaian apa saja yang boleh dipakai yang beliau dapatkan, ia pakai.

Bersambung, insyaa Alloh.


Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *