Terkadang ada hal terbetik ketika hendak menyampaikan kebenaran dengan nasehat, bahwa orang yang akan dinasehati itu tidak akan mau menerima, sehingga percuma saja, membuang-buang waktu dan meletihkan pikiran, dan seterusnya.
Ketahuilah, yang demikian adalah was-was syaitan, agar kita mendiamkan kemungkaran padahal itu tidak boleh.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
Artinya: “Jika di antara kamu melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, dan jika kamu tidak cukup kuat untuk melakukannya, maka gunakanlah lisan, namun jika kamu masih tidak cukup kuat, maka ingkarilah dengan hatimu karena itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim).
Jadi, tidak meski itu teman dekat, orang yang dibenci, atau ahli maksiat sekalipun. Karena pada dasarnya memang tugas kita hanyalah menyampaikan, Allah Ta’ala berfirman:
وَإِنْ مَا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ
“Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebagian (siksa) yang Kami ancamkan kepada mereka atau Kami wafatkan kamu (hal itu tidak penting bagimu) karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedangkan Kamilah yang menghisab amalan mereka.” (QS Arra’d: 40)
Adapun masalah diterima atau tidaknya, itulah hidayah dari Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya:
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al Qasas: 56)
Jadi, sampaikanlah kebenaran, ajaklah kepada yang makruf dan larang dari yang mungkar. Meski mungkin tidak diterima saat itu juga, bisa jadi orang itu akan terpikir dan merenungkannya di kemudian hari.
Simak ucapan Syaikh Salih al ‘Utsaimin berikut:
لذلك أقول: يبين الحق ويوضح، ولا شك أن الحق تقبله الفطر السليمة؛ لأنه دين الله وشرعه.. فلابد أن يؤثر هذا الحق… أن يؤثر في المدعو.. لا أقول: إنه يؤثر في الحال؛ لأن هذا قد يكون من الأمور الصعبة.. لكن قد يؤثر ولو بعد حين. (تعاون الدعاة وأثره في المجتمع, لفضيلة الشيخ العلامة محمد بن صالح العثيمين –رحمه الله-)
“Untuk itu aku katakan, hendaknya seorang Da’i menerangkan kebenaran dan menjelaskannya. Karena kebenaran pasti akan diterima oleh jiwa yang fitrahnya masih lurus, sebab demikianlah Agama Allah dan Syariat-Nya.
Dan kebenaran ini pasti akan berpengaruh, membekas pada diri orang yang didakwahi. Memang bisa jadi tidak berpengaruh saat itu juga, dan itu memang biasanya sulit. Tapi, yakinlah pasti akan membekas, meski butuh sekian waktu.”
Maka jelaslah sekarang bahwa mendiamkan kemungkaran justru itulah salah satu sebab sang pelaku kemungkaran tetap terus melakukan kesalahannya, karena dia tidak pernah mendengar apa yang benar dan yang dia lakukan adalah kesalahan karena tidak adanya yang menegur dan menasehati.
Jadi, mulailah rangkul mereka dan bersabarlah dalam menjelaskan kebenaran, karena sungguh pahala menunjuki orang lain ke kebenaran sangatlah besar di sisi Allah Ta’ala.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa menaungi kita dengan taufik dan hidayah-Nya.
www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor