Salah satu bentuk syirik kecil yang sering terjadi pada sebagian wanita adalah riya’ dan sum’ah. Sebenarnya tujuan awal ia beramal adalah karena Allah, tetapi tiba-tiba muncul niatan yang ditunjukkan kepada selain-Nya, yaitu mengharap pujian dan sanjungan dari orang lain, serta agar ia terkenal di kalangan mereka. Padahal, tidak ada amalan yang akan bermanfaat bagi dirinya kecuali yang dikerjakan karena ikhlash kepada Allah dan benar sesuai dengan syariat-Nya.
Allah azza wajalla berfirman,
{فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ (2) أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ } [الزمر: 2، 3]
Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik) (Qs. Az-Zumar : 2-3)
Maka, katakanlah kepada orang-orang yang tidak ikhlash, “Janganlah engkau memperlihatkan amalmu ! Karena segala amal yang ditujukan kepada selain Allah akan sia-sia belaka.”
Dari Mu’adz bin Jabal –semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُومُ فِي الدُّنْيَا مَقَامَ سُمْعَةٍ وَرِيَاءٍ إِلا سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Tidaklah seorang hamba berdiri di dunia ini dalam keadaan berlaku sum’ah dan riya kecuali Allah akan memperdengarkan aibnya kepada seluruh makhluk pada hari Kiamat nanti (Diriwayatkan oleh Thabrani. Lihat Shahihut Targhib wat Tarhib (26) (I/17)
Dari Jundub bin Abdillah-semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa ia berkata, Nabi-shallallahu ‘alaihi wasallam- besabda,
مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ ، وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ
Barangsiapa berlaku sum’ah, maka Allah akan memperdengarkan aibnya. Dan, barangsiapa berbuat riya, maka Allah akan memperlihatkan aibnya (Shahihul Bukhari (VII/242) dan Shahih Muslim (IV/1810) (2987)
Dari Abdullah bin Amru bin Ash-semoga Allah meridhainya-diriwayatkan bahwa ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَنْ سَمَّعَ النَّاسَ بِعَمَلِهِ ، سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ مَسَامِعَ خَلْقِهِ ، وَصَغَّرَهُ وَحَقَّرَهُ
Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada manusia, maka Allah akan memperdengarkan aibnya ke telinga para makhluk-Nya. Lalu Allah akan meremehkan dan menghinakannya. (Diriwayatkan oleh Thabrani dalam al-Kabir, Ahmad, dan Baihaqi. Lihat Shahihut Targhib wa Tarhib (I/16)
Allah azza wajalla tidak akan bisa ditipu seperti anak kecil. Dia Maha Mengetahui terhadap segala apa yang ada di dalam dada. Dia Maha Mengenal terhadap segala apa yang ada di dalam hati. Dan, Dia paling tidak membutuhkan sekutu dan para pelakunya.
Dari Abu Sa’id bin Abi Fadhalah al-Anshari-semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa ia berkata, saya pernah mendengar Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
إِذَا جَمَعَ اللَّهُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لِيَوْمٍ لاَ رَيْبَ فِيهِ ، نَادَى مُنَادٍ : مَنْ كَانَ أَشْرَكَ فِي عَمَلٍ عَمِلَهُ لِلَّهِ أَحَدًا ، فَلْيَطْلُبْ ثَوَابَهُ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللهِ ، فَإِنَّ اللَّهَ أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ
Ketika Allah mengumpulkan manusia pada hari Kiamat nanti, yaitu hari yang tidak akan diragukan lagi kedatangannya, maka akan ada penyeru yang menyerukan, “Barangsiapa menjadikan seseorang sebagai sekutu dalam amal yang ia tujukan kepada Allah, maka mintalah pahalanya kepada selain Allah, karena Allah paling tidak membutuhkan sekutu (Shahih Sunan at-Tirmidzi (III/75) (2521) dan Shahih Sunan Ibni Majah (II/410) (3388)
Dari Abbad bin Tamim, dari pamannya diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam– bersabda,
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الرِّيَاءُ: وَالشَّهْوَةُ الْخَفِيَّةُ
Sesungguhnya yang paling aku takutkan akan menimpa kalian adalah penyakit riya dan syahwat yang tersembunyi (Diriwayatkan oleh Thabrani dalam al-Kabir dan Nu’aim dalam al-Hilyah serta Ibnu Adiy dalam al-Kamil. Lihat as-Silsilatush Shahihah (II/20) (508)
Dari Abu Sa’id al-Khudriy –semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa ia berkata, “Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- keluar menuju tempat kami saat kami sedang membicarakan al-Masih Dajjal. Maka beliau bersabda,
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِي مِنَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ؟ قَالَ : قُلْنَا : بَلَى ، فَقَالَ : الشِّرْكُ الْخَفِيُّ ، أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يُصَلِّي ، فَيُزَيِّنُ صَلاَتَهُ ، لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ.
Maukah kalian aku kabari tentang sesuatu yang lebih aku khawatirkan akan menimpa kalian daripada al-Masih Dajjal ?’ Abu Sa’id berkata,’Kami menjawab ,’Tentu’. Maka beliau bersabda, ‘Syirik khafiy (tersembunyi), yaitu seseorang berdiri mengerjakan shalat, kemudian memperbagus shalatnya kerena melihat ada seseorang yang memperhatikan (shalatnya) (Shahih Sunan Ibni Majah (II/410) (3389)
Seorang wanita yang berakal pasti mengerti bahwa manusia tidak mungkin mampu memberi manfaat kepada Allah sedikitpun. Mereka tidak memiliki Surga, sehingga bisa menghalangi dirinya mendapatkan kenikmatan Surga. Dan, tidak pula Neraka, sehingga bisa membentenginya dari azab Neraka. Maka, mestinya ia menjadikan kemauannya hanya satu saja, yaitu mencapai ridha Allah, kemudian mendapatkan-dengan rahmat Allah-Surga-Nya.
Dari Abdullah bin Mas’ud –semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa ia berkata : Saya pernah mendengar Nabi kalian –shallallahu ‘alaihi wasallam– bersabda,
مَنْ جَعَلَ الْهُمُومَ هَمًّا وَاحِدًا ، هَمَّ آخِرَتِهِ ، كَفَاهُ اللَّهُ هَمَّ دُنْيَاهُ ، وَمَنْ تَشَعَّبَتْ بِهِ الْهُمُومُ فِي أَحْوَالِ الدُّنْيَا , لَمْ يُبَالِ اللَّهُ فِي أَيِّ أَوْدِيَتِهَا هَلَكَ.
Barangsiapa yang menjadikan kemauannya hanya satu saja, yaitu kemauan terhadap akhiratnya, maka Allah akan mencukupkan kemauan terhadap dunianya. Dan, barangsiapa kemauannya bercabang-cabang dalam permasalahan dunia, maka Allah tidak akan menolongnya di lembah manapun ia binasa (Shahih Sunan Ibni Majah (I/48) (207)
Wallahu A’lam
Sumber :
Dinukil dari, “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”, karya : Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi (ei, hal. 17-19)
Amar Abdullah bin Syakir