Riba yang Halal

Riba yang Halal

Mohon judul ini tidak dianggap aneh. Karena saya mengutipnya dari pernyataan ulama tabi’in. kalaupun membuat Anda penasaran, bisa disimak penjelasan berikut :

Allah ta’ala berfirman,

 

وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِنْدَ اللَّهِ [الروم : 39]

Sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah (Qs. ar-Rum : 39)

Al-Qurthubiy membawakan beberapa penjelasan dari para ulama tafsir untuk ayat ini. Kita simak penjelasan mereka,

Keterangan Ibnu Abbas –semoga Allah meridhainya-. Beliau menjelaskan,

“وما آتيتم من ربا ” يريد هدية الرجل الشيء يرجو أن يثاب أفضل منه, فذلك الذي لا يربو عند الله ولا يؤجر صاحبه ولكن لا إثم عليه”

“Riba yang kalian berikan ” maksudnya adalah terkait orang yang memberikan hadiah sesuatu kepada orang lain, dengan mengharapkan ganti yang lebih baik. Pemberian semacam ini tidak akan berkembang di sisi Allah, orangnya tidak mendapatkan pahala. Meskipun dia juga tidak mendapat dosa.

Keterangan lain disampaikan Ikrimah-semoga Allah merahmatinya-. Beliau mengatakan,

الربا ربوان, ربا حلال وربا حرام. فأما الربا الحلال فهو الذي يهدي يلتمس ما هو أفضل منه

Riba itu ada 2 : riba halal dan riba haram. Riba halal adalah orang yang menghadiahkan sesuatu kepada orang lain, dengan harapan akan diganti yang lebih baik dari apa yang dia berikan.

Keterangan lain juga disampaikan adh-Dhahak-semoga Allah merahmatinya. Beliau mengatakan,

هو الربا الحلال الذي يهدي ليثاب ما هو أفضل منه, لا له ولا عليه, ليس له فيه أجر وليس عليه فيه إثم

Itulah riba yang halal, yaitu orang yang memberi hadiah dengan maksud untuk mendapatkan bayaran yang lebih banyak. Tidak ada kelebihan untuknya dan tidak ada yang salah darinya. Artinya, tidak ada pahala untuknya dan tidak ada dosa darinya.

Dengan demikian, penyebutan riba halal seperti yang dinyatakan Ikrimah hanyalah istilah. Karena hakekatnya bukan riba. Tapi pemberian dengan maksud bisa mendapatkan imbalan lebih banyak. Dan itu hukumnya seperti jual beli.

Wallahu A’lam

Sumber :

Ada Apa dengan Riba?, penulis : Ammi Nur Baits, penerbit : Pustaka Muamalah, Cet.3 Dzulhijjah 1438 H/September 2017 M, hal. 13

Amar Abdullah bin Syakir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *