Riba Itu Membahayakan-Bagian 2

Alhamdulillah. Pada tulisan sebelumnya telah disebutkan sejumlah bahaya riba. Berikut adalah kelanjutannya.

Riba adalah moral dan praktek musuh Allah, kaum Yahudi.

Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,

وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا  [النساء : 161]

Dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara tidak sah (batil). Dan kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka azab yang pedih (an-Nisa : 161)

Riba termasuk moral orang-orang jahiliyah. Karena siapa melakukan praktek riba, berarti ia memiliki salah satu sifat di antara sifat-sifat kaum jahiliah.

Pemakan riba kelak pada hari Kiamat dibangkitkan seperti orang gila.    

Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ [البقرة : 275]

Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual  beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya (al-Baqarah : 276)

Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-memusnahkan dan melenyapkan harta riba.

Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ  [البقرة : 276]

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa (al-Baqarah : 276)

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud-رَضِيَ اللهُ عَنْهُ-, dari Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-, beliau bersabda,

الرِّبَا وَإِنْ كَثُرَ فَإِنَّ عَاقِبَتَهُ تَصِيرُ إِلَى قُلٍّ

Riba itu meskipun banyak, namun pada akhirnya akan berujung pada kekurangan [1]

Melakukan praktek riba mengundang perang Allah dan Rasul-Nya.

Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (278) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ (279) [البقرة : 278 ، 279]

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang beriman. Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertaubat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan).” (al-Baqarah : 278-279)

Memakan riba menunjukkan lemahnya takwa, atau tidak adanya takwa

Inilah yang menyebabkan tidak adanya keberuntungan dan menjatuhkan seseorang dalam kerugian dunia-akhirat.

Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (130) وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (131) وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (132)  [آل عمران : 130 – 132]

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan bagi orang kafir. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat.” (Ali Imran : 130-132)

Riba membuat pelakunya terlaknat, sehingga ia dijauhkan dari rahmat Allah.

Jabir-رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- berkata :

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ

Rasulullah-صَلَّى اللهً عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, pencatatnya, dan dua saksinya. Beliau bersabda, ‘Mereka sama berdosa.’ [2]

Pemakan riba setelah mati, disiksa dengan berenang di sungai darah, lalu mulutnya dilempari batu, sehingga ia kembali lagi ke tengah-tengah sungai darah.

Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Samurah, setelah menyebutkan isi hadits yang panjang ; lalu dikatakan kepada Nabi-صَلَّى اللهً عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- :

اَلَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهْرِ آكِلُوْا الرِّبَا

Orang yang engkau lihat berada di sungai itu adalah pemakan riba [3]

Memakan riba termasuk salah satu dosa membinasakan yang paling besar.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah-رَضِيَ اللهُ عَنْهُ-, dari Nabi-صَلَّى اللهً عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- , beliau bersabda,

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ

‘Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan.’ Mereka (para sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Apa saja itu ? Beliau menjawab, ‘Menyekutukan Allah, sihir, membunuh nyawa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang dibenarkan, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri saat perang, menuduh zina wanita-wanita merdeka, lalai dari perbuatan maksiat, dan beriman. [4]

 Wallahu A’lam

Amar Abdullah bin Syakir

Sumber :

Ar-Riba, Adhraruhu Wa Aatsaaruhu, Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, ei, hal.134-139.

 

Catatan :

[1] HR. Ahmad di dalam al-Musnad (I/395, 424), hadis no. 3754, 4026, al-Hakim dan ia menyatakan shahih, dan pernyataan al-Hakim ini disetujui oleh Adz-Dzahabi. Sanad hadis ini dinyatakan shahih oleh Ahmad Syakir di dalam al-Musnad, hadis no. 3754. Al-Albani berkata dalam Shahihut Targhib wat Tarhib, no. 1863, “Hadis ini shahih.”

[2] HR. al-Bukhari, hadis no 5962,  Muslim, kitab : al-musaqat wal muzara’ah, bab : la’ana akila riba wa mukilahu, hadis no. 1597.

[3] HR. al-Bukhari, kitab : al-Buyu’, bab : mukilur riba, hadis no. 2085, Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Asqalani (IV/313).

[4] Muttafaq ‘Alaihi. HR. al-Bukhari, kitab : al-hibah, bab : qabulul hadiya minal musyrikin, hadis no. 2625, Muslim, kitab : al-iman, bab : al-Kaba-ir wa akhbaruha, hadis no. 89.

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: Hisbahtv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *