Tak terasa waktu bergulir begitu cepat, seakan baru kemarin kita menyambut ramadhan, kini ia kan bergegas meninggalkan kita.
Dan sebagai muslim kita hendaknya memanfaatkan secara optimal waktu yang tersisa untuk dapat menjadi hamba-hamba yang diampuni-Nya pada tahun ini, karena umur tiada yang tahu, bisa jadi ramadhan tahun depan tak dapat kita temui lagi.
Pada sepuluh malam terakhir bulan ramadhan, Allah Ta’ala memberikan kelebihan secara khusus, bahwa pada salah satu dari malam-malam ganjilnya, terdapat satu malam yang disebut malam Lailatul Qadr, malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu bernilai 83 tahun apabila di kalkulasikan.
Sebagaimana firman-Nya:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS Al Qadr: 3)
Namun disatu sisi, Allah Ta’ala tidak menetapkan secara jelas pada malam keberapa ia jatuh, maka dari itu sebagai bentuk antisipasi, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam memberikan kita tips untuk mencarinya pada malam-malam ganjil disepuluh malam terakhir:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ( رواه البخاري )
“Carilah Lailatul Qadr pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan ramadhan”. (HR Bukhari)
Dan sebagaimana pesan kita sebelumnya, bahwa tujuan utama dari mengisi Lailatul Qadr dengan ibadah dan istighfar adalah mendapatkan ampunan dari Allah Ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam:
«مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إيمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ». متفق عليه
“Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu”. (Muttafaq ‘Alaihi)
Jadi, dengan keutamaan yang begitu agung ini, melewati hari-hari terakhir ini dengan bermalas-malasan dan tidur-tiduran adalah tindakan yang tidak bijaksana, dan tidak mengutamakan kemaslahatan diri sendiri di akhirat kelak, yang mana pada hari itu kita sangat butuh akan amal baik semasa didunia.
Tidak ada kata terlambat, jika pada awal ramadhan kita kurang semangat menjalani puasa dengan ibadah dan istighfar, maka kinilah saatnya untuk mengencangkan sabuk dan memacu diri beribadah sebanyak mungkin dengan shalat, tilawah dan zikir, dan meninggalkan maksiat dan kebiasaan buruk lainnya. karena jika bukan pada ramadhan kita mengubah diri, kapan lagi waktunya? sepanjang tahun kita lalai tidak ada suasana yang menggugah jiwa, maka kinilah saat yang tepat untuk meraih ampunan-Nya.
Ya Allah, berikanlah kami karunia-Mu hingga dapat menjadi salah satu dari hamba-hamba yang Engkau ampuni pada tahun ini.