Segala puji bagi Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi yang terpercaya beserta keluarga dan para sahabatnya dan orang orang yang mengikuti mereka, amma ba’du :
Sungguh taubat memiliki kedudukan yang agung dalam perjalanan menuju Allah ‘azza wajalla. Hendaknya seorang hamba membekali dirinya dengan hal ini dalam perjalanan kehidupannya, jangan sampai ia lalai dari melakukannya karena tidaklah ia ma’shuum (terbebas dari dosa), bahkan ia seringkali terjatuh ke lembah dosa, disebutkan dalam hadits yang shahih,
«كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ»
“Setiap anak Adam senantiasa melakukan dosa, dan sebaik-baik para pendosa adalah mereka yang senantiasa bertaubat.” (HR. Sunan at Tirmidzi 4/659, 2499, dan dihasankan oleh al-Albani)
Dengan sebab taubat ini seorang hamba membersihkan dirinya dari dosa dan kesalahan hingga kembali (kepada Allah) seolah-olah belum pernah melakukan dosa, sebagaimana di dalam hadits lain,
«التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ»
“Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak mempunyai dosa.” (Sunan Ibnu Majah (2/1419), 4250, dihasankan oleh al-Albani)
Untuk menjelaskan keagungan kedudukan ini ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Kedudukan taubat adalah awal kedudukan, tengahnya dan akhirnya, seorang hamba yang tengah menempuh perjalanan tidak selayaknya memisahkan diri darinya. Hendaknya hal ini senantiasa bersama dengannya hingga meninggal dunia. Jika ia pindah ke tampat lain, taubat senantiasa bersamanya. Maka, taubat adalah permulaan seorang hamba dan akhirnya. Dan, kebutuhannya terhadap taubat di akhir merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Seperti halnya kebutuhannya terhadapnya di awal begitu juga.” (Madarij as Salikin Baina Mana-zil Iyyaka Na’budu Wa iyya ka nasta’in, 1/196 )
Dan dengan datangnya bulan kebaikan dan keberkahan, membuka peluang besar kepada orang yang berbuat dosa dan bergelimang dengan berbagai macam kemaksiatan, diulurkan kepadanya kesempatan yang sangat lebar sekali agar terjadi perubahan dalam kehidupannya, sehingga Ia meninggalkan hidup dalam kelalaian, dosa dan kemaksiatan, bersama para pengendara yang tengah berada di perjalanan menuju kepada Allah, yang merindukan untuk berjumpa dengannya, mengharapkan keridhoanNya.
Maka, pada bulan ini dibukalah pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu Neraka, dedengkot setan dibelenggu, suasana lebih terkondisikan daripada bulan lainnya hingga seorang dapat membentengi diri dari pengaruh nafsu dan setan yang akan memalingkannya dari jalan petunjuk.
Barang siapa menghayati kondisi manusia di sekelilingnya pada bulan yang mulia ini niscaya matanya tidak bisa menolak adanya perubahan yang cukup banyak terjadi pada manusia dalam banyak hal di antaranya dalam masalah shalat dan melakukan kebaikan. Sangat boleh jadi Ramadhan bagi mereka adalah titik tolak untuk kehidupan barunya. Selagi perkaranya demikian, maka sesungguhnya karunia Allah agung, maka hendaknya kita semua menyiapkan diri untuk mendulang Keutamaan dan rahmatNya, barang kali Allah menjadikan kita termasuk orang yang mencintai mereka dan mendekatkan mereka (kepada rahmatNya), Allah ta’ala berfirman,
﴿إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ﴾
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah : 222)
Kita mohon kepada allah ‘azza wajalla mudah-mudahan bulan ini dipenuhi dengan kebaikan dan keberkahan, kemuliaan dan kemenangan dan kembali kepada Allah dengan sebenarnya. Dan semoga Allah menjadikan kita dan saudara kita pada bulan ini termasuk orang-orang yang dibebaskan dari siksa Neraka. Siapa saja yang benar dalam taubatnya niscaya mendapatkan keberuntungan. Oleh karenanya,
﴿تُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾
“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur : 31)
Artikel : www.hisbah.net
Gabung juga di Fans Page kami hisbah.net