Puasa, Tapi ko Masih Berkata Kotor !!!

Saudaraku… kita telah mengetahui beberapa perkara yang merupakan cerminan akhlaq yang mulia yang seseorang dilatih saat ia berpuasa, di antaranya yaitu, “ Menahan diri dari sesuatu yang menyenangkan nafsu demi mentaati Allah tabaroka wata’ala”.

Selanjutnya, termasuk pendidikan akhlaq yang baik yang seseorang dilatih melalui puasanya yaitu, “tidak berkata keji“.

Ini merupakan akhlaq yang sangat penting, Salah satu indikasi pentingnya persoalan ini adalah konsekwensi yang akan diterima oleh orang yang melakukannya sementara ia tengah berpuasa.

Mari kita perhatikan sabda nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berikut,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan beramal dengannya, niscaya Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Al Bukhari).

Dengan, larangan agar tidak berkata keji merupakan pendidikan yang sangat penting yang kemaslahatannya kembali kepada orang yang berpuasa itu sendiri.

Jika seseorang berkata keji sementara ia tengah berpuasa, maka puasa yang ia lakukan tersebut tidak bernilai sama sekali di hadapan Allah tabaraka wata’ala.

Dengan demikian seorang yang berpuasa dilatih agar lisannya berakhlaq mulia, yaitu dengan mengendalikannya agar tidak mengucapkan ucapan-ucapan yang keji.

ketika seseorang berpuasa, lalu dia senantiasa menjaga lisannya dari perkataan yang keji, maka diharapkan hal tersebut akan menjadi tabiatnya, meskipun ramadhan telah pergi, sehingga terwujudlah apa yang yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada setiap individu muslim/muslimah dalam haditsnya,

مَنْ كَانَ يُؤْمُنُ بِاللهِ وَالْيَوْم الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Al Bukhari di dalam Adabul Mufrod)

Dengan demikian, jadikanlah lisan kita menjadi lisan yang produktif dengan tingkat produktifitas yang sangat baik. Karena, tidaklah yang keluar dari seorang yang beriman melainkan perkataan yang baik. Allahu ‘alam. Bersambung insyaa Allah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *