Puasa Kewajiban Nan Istimewa

Kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan ini merupakan kewajiban nan istimewa. Meskipun nampaknya berat dilakukan, karena seseorang harus menahan diri dari makan sehingga ia lapar, menahan diri dari minum sehingga ia kehausan, dll. di mana hal tersebut dilakukannya sejak terbitnya fajar shadiq hingga tenggelamnya matahari selama satu bulan penuh lamanya, bisa jadi 29 hari, bisa jadi pula 30 hari. Namun, dalam aktivitas tersebut terkandung banyak keutamaan, di mana keutamaan-keutamaan tersebut akan berpulang kepada orang yang melaksanakan kewajiban ini dengan baik. Di antara keutamaan-keutamaan tersebut, yaitu

  1. Allahtelah mewajibkan seluruh ummat untuk melakukan ibadah puasa dan dengannya seorang hamba merealisasikan takwa

 Allah ﷻ, Dzat yang mewajibkan puasa Ramadhan atas kita ummat Muhammad ﷺ berfirman di dalam kitabnya

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa (Qs. Al Baqarah : 183)

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz رَحِمَهُ اللهُ berkata, “Allah ﷻ menjelaskan bahwasanya Dia ﷻ mewajibkan atas kita berpuasa agar kita bertakwa kepadanya. Maka, hal itu menunjukkan bahwa puasa itu merupakan wasilah untuk bertakwa. Takwa yaitu mentaati Allah ﷻ dan Rasulnya ﷺ dengan mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang yang dilakukan semata-mata hanya karena Allah ﷻ, penuh rasa cinta, harapan, dan rasa takut. Dengan hal itu seorang hamba bakal terlindungi dirinya dari siksa Allah ﷻ dan kemurkaannya. Maka, puasa merupakan cabang yang sangat besar dari cabang-cabang ketakwaan, merupakan qurbah, pendekatan diri kepada Allah ﷻ dan merupakan sarana yang kuat yang akan mengantarkan kepada sikap takwa dalam urusan agama dan dunia yang lainnya yang masih tersisa.” (Al Mufid Fii Majalis Syahri Ramadhan Min Kalami Al Imam Ibn Baz, 1/19)

  1. Pahalanya tidak terkait dengan bilangan tertentu, orang yang berpuasa akan diberikan pahala yang tidak terbatas. Dan, puasa Ramadhan juga merupakan madrasah pembinaan akhlak dan penaklukan syahwat

Dari Abu Hurairah رَضِيَ اللهُ عَنْهُ, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda

قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ

Allah ﷻ berfirman, ‘Setiap amal anak Adam baginya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk ku dan Akulah yang akan membalasnya.’ Dan, puasa itu merupakan perisai. Pada hari salah seorang di antara kalian berpuasa, janganlah ia rafats (berbicara seronok) dan jangan pula berteriak-teriak. Jika ada seseorang mencelanya atau mengajaknya bertengkar, maka hendaklah ia mengatakan ‘sesungguhnya aku seorang yang tengah berpuasa.’ Dan, demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangannya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau harum misik. Orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan; kala berbuka, ia bergembira dan ketika berjumpa dengan Rabbnya, ia bergembira dengan puasanya (HR. Al Bukhari, no.1904)

Dalam riwayat Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ ﷻ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Setiap amal anak Adam dilipat gandakan (pahalanya). Satu kebaikan di lipat gandakan (pahalanya) sepuluh kali lipat, sampai tujuh ratus kali lipat. Allah ﷻ berfirman, ‘kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk ku dan Aku-lah yang akan membalasnya. (Orang yang berpuasa itu) ia meninggalkan syahwatnya dan makannya karena Aku.’ Orang yang berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan, satu kegembiraan ketika berbuka, dan satu kegembiraan lagi ketika perjumpaannya dengan Rabbnya. Dan, sungguh, bau mulutnya lebih harum di sisi Allah daripada bau harum misik. (Shahih Muslim, no. 2763)

  1. Puasa Ramadhan merupakan sebab terampuninya dosa dan dihapuskannya kesalahan.

Rasulullah ﷺ bersabda

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barang siapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR. Al Bukhari, no. 38, Muslim, no. 1817, Ahmad, no. 7280, Abu Dawud, no. 1374)

Maksudnya, jika ia berpuasa dengan keimanan kepada Allah ﷻ dan ridha dengan kewajiban puasa, mengharap pahala dan ganjarannya, tidak membenci kewajiban puasa, dan tidak ragu dengan pahalanya, maka Allah ﷻ benar-benar akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Majalis Syahri Ramadhan, hal.14)

  1. Puasa Ramadhan termasuk amal yang paling dicintai Allah yang Dia wajibkan atas hamba-hambanya.

Dalam hadis qudsi, Rasulullah ﷺ bersabda, Sesungguhnya Allah ﷻ berfirman

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ …

Dan tidaklah hamba ku mendekatkan diri kepada ku dengan melakukan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada melakukan perkara yang telah Aku wajibkan kepadanya…(HR. Al Bukhari, no. 6502)

 

  1. Puasa Ramadhan termasuk amal para Shiddiqin dan para Syuhada

 

‘Amru bin Murrah Al Juhaniy رَضِيَ اللهُ عَنْهُ berkata, Seorang lelaki datang kepada Rasulullah ﷺ lalu ia mengatakan

يَا رَسُوْلَ اللهِ أَرَأَيْتَ إِنْ شَهِدْتُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّكَ رَسُوْلَ اللهِ وَ صَلَّيْتُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ وَ صُمْتُ الشَّهْرَ وَ قُمْتُ رَمَضَانَ وَ آتَيْتُ الزَّكَاةَ

Wahai Rasulullah! Apa pendapat Anda jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa anda adalah utusan Allah, aku shalat lima waktu, aku berpuasa bulan ini dan aku qiyamullail di bulan Ramadhan serta aku menunaikan zakat?

Maka, Nabi ﷺ bersabda

مَنْ مَاتَ عَلَى هَذَا كَانَ مِنَ الصِّدِّيْقِيْنَ وَ الشُّهَدَاءِ

Barang siapa mati di atas hal ini, niscaya ia termasuk golongan para siddiqin (orang-orang yang pembenarannya kepada apa yang dibawa oleh rasul sempurna) dan para syuhada (orang-orang yang gugur syahid di jalan Allah). (HR. Ibnu Khuzaemah, no. 2212)

  1. Puasa Ramadhan termasuk amal calon penghuni Surga dan orang-orang yang dibebaskan dari Neraka

 Dari Abu Hurairah رَضِيَ اللهُ عَنْهُ, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda

مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَصَامَ رَمَضَانَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ جَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ جَلَسَ فِي أَرْضِهِ الَّتِي وُلِدَ فِيهَا الحديث

Barang siapa beriman kepada Allah dan Rasulnya, mendirikan shalat dan berpuasa Ramadhan maka Allah berkewajiban memasukkan nya ke dalam Surga, baik ia berjihad di jalan Allah atau duduk di tempat tinggalnya di tempat ia dilahirkan…(HR. Al Bukhari, no. 2790)

  1. Puasa Ramadhan disertai dengan puasa tiga hari setiap bulannya dapat menyebabkan hilangnya penyakit-penyakit hati dalam diri seorang hamba.

Yazid bin Abdillah bin Asy Syikhkhir meriwayatkan dari seorang A’robiy, ia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda

صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ يُذْهِبْنَ وَحَرَ الصَّدْرِ

Puasa bulan kesabaran dan puasa tiga hari di setiap bulan menghilangkan wahar dada (HR. Ahmad, no. 23070). Dalam riwayat lain

صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ يُذْهِبْنَ وَحَرَ الصُّدُوْرِ

Puasa bulan kesabaran dan puasa tiga hari di setiap bulan menghilangkan wahar dada-dada (HR. Ibnu Hibban, no. 6557)

 Puasa Ramadhan merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi seorang hamba untuk banyak memanjatkan doa kepada Allah

Di dalam rangkaian ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang bulan Ramadhan, kewajiban berpuasa di dalamnya dan beberapa ketentuan hukum yang terkait dengannya, Allah ﷻ menyebutkan ayat tentang doa, seraya berfirman

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah) ku dan beriman kepada ku, agar mereka memperoleh kebenaran (Qs. Al Baqarah : 186)

Syaikh Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin رَحِمَهُ اللهُ berkata, ‘Di antara faidah ayat ini adalah bahwa puasa itu merupakan peluang besar untuk di ijabahinya doa. karena Allah ﷻ menyebutkan ayat ini di sela-sela ayat-ayat puasa; apalagi Allah ﷻ menyebutkan ayat ini di akhir pembicaran tentang ayat-ayat puasa.

Sebagian ahli ilmu mengatakan, ‘Diambil faidah dari ayat ini faidah yang lainnya yaitu, bahwa hendaknya doa itu dipanjatkan di penghujung waktu berpuasa, yakni, ketika seseorang berbuka (atau menjelang berbuka) (Tafsir Al Qur’an Al Karim, Surat Al Baqarah, 2/344)

Rasulullah ﷺ bersabda

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ دَعْوَةُ الصَّائِمِ وَ دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ

Tiga doa mustajab ; (1) doa orang yang tengah berpuasa, (2) doa orang yang tengah bepergian, dan (3) doa orang yang terzhalimi (HR. Al Baihaqiy, no. 3594)

  1. Puasa Ramadhan menjadikan pelakunya akan merasakan kegembiraan di dunia dan di akhirat

Rasulullah ﷺ bersabda

……وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ

…Orang yang berpuasa itu mempunyai dua kegerbiraan; kegembiraan kala berbuka dan kegembiraan kala menemui Rabbnya…(HR. Al Bukhari, no.7492)

Adapun kegembiraannya pada saat berbuka, maka ia bergembira dengan nikmat yang telah Allah ﷻ berikan (kepadanya), yaitu puasa, di mana puasa termasuk amal shalih yang paling utama. Sementara betapa banyak orang yang terhalang dari puasa. Ia juga bergembira dengan apa yang diperbolehkan oleh Allah ﷻ untuknya, berupa makanan, minuman, dan persetubuhan (dengan pasangan hidupnya), mengingat hal hal tersebut sebelumnya diharamkan baginya pada saat ia sedang berpuasa.

Adapun kegembiraannya ketika berjumpa dengan Rabbnya, maka ia bergembira dengan puasanya tatkala ia mendapatkan balasan yang utuh dan sempurna di isi Allah ﷻ, pada waktu ia benar-benar dalam kondisi yang sangat membutuhkannya. Saat di mana terdengar seruan “Mana orang-orang yang berpuasa, hendaklah mereka memasuki Surga dari pintu Ar Rayyan, tidak ada yang boleh memasuki pintu tersebut selain mereka.” (Majalis Syahri Ramadhan, hal.17)

Demikianlah beberapa keutamaan dari puasa Ramadhan, puasa yang Allah ﷻ wajibkan atas kita di bulan Ramadhan bulan yang mulia. Tidak menutup kemungkinan masih ada lagi keutamaan puasa Ramadhan yang lainnya yang tidak disebutkan dalam tulisan ini. Namun demikian, semoga apa yang telah disebutkan dalam tulisan ini bermanfaat dan dapat memotivasi kita untuk bersungguh-sungguh di dalam melaksanakan kewajiban nan istimewa ini. Amin

 

Sumber :

Ramadhan Syahru Ash Shiyam, Wa Bayanu Fadhlihi, Shalah ‘Amir Qumshan. Dengan gabungan dan tambahan

Amar Abdullah bin Syakir

 

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

 

Yuk Donasi Paket Berbuka Puasa Bersama
Ramadhan 1442 H / 2021 M

TARGET 5000 PORSI
ANGGARAN 1 Porsi Rp 20.000

Salurkan Donasi Terbaik Anda Melalui

Bank Mandiri Syariah
Kode Bank 451
No Rek 711-330-720-4
A.N : Yayasan Al-Hisbah Bogor
Konfirmasi Transfer via Whatsapp : wa.me/6285798104136

Info Lebih Lanjut Klik Disini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *