Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb yang senantiasa kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan meminta ampun kepada-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari keburukan diri kita dan jeleknya amal perbuatan kita. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada seorangpun yang sanggup menyesatkannya. Sebaliknya, siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tak seorangpun yang sanggup memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, Amma ba’du;
Wahai Saudaraku …. wahai …. siapapun yang menjumpai bulan Ramadan, bulan taubat dan bulan Maghfirah (pengampunan) namun tidak tahu nilai dan kesuciannya. Wahai mereka yang menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan makan, minum dan bersenang-senang serta hura-hura, lalu jatuh dalam perangkap setan dan terpeleset di jalan kesesatan yang Allah subhanahu wata’ala perintahkan kita untuk menjauhinya.
Wahai Saudaraku …., ingat bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang agung di sisi Allah azza wa jalla, Allah wajibkan orang-orang beriman untuk berpuasa di dalamnya, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al Baqarah: 183)
Dan Allah subhanahu wata’ala juga berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”. (QS. Al Baqarah: 185)
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu:
(بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان) متفق عليه
“Islam dibangun atas lima perkara; kesaksian bahwa tidak ada ILAH (yang berhak diibadahi) selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke rumah Allah dan puasa Ramadhan”. (Muttaafaqun ‘Alaihi)
Seorang Muslim tidak seharusnya meninggalkan ibadah besar yang Allah wajibkan di bulan termulia ini, bulan Al-Qur’an. Sebelum dirimu dirayu oleh bisikan buruk di hati untuk tidak puasa (berbuka) di siang hari Ramadhan, maka mari kita renungkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah Al Baahili radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
“Saya mendengar Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Saat aku tidur, tia-tiba datang dua orang laki-laki mereka mengambil kedua lengan atasku dan membawa aku ke gunung yang sangat curam, mereka berkata kepadaku: “Naiklah”, aku berkata: “Aku tidak sanggup”, kata mereka, “Kami akan bantu permudah”, lalu aku naik dan tatkala sampai di puncak gunung”, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang sangat keras, kataku: “Suara apa itu?” Mereka berkata: “Itu adalah teriakan penghuni neraka”, kemudian aku dibawa pergi, tiba-tiba aku lihat suatu kaum yang digantung dengan diikat pergelangan kaki mereka, pinggiran mulut mereka pecah-pecah, mengucurkan darah”, aku berkata: “Siapa mereka?”, orang itu menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunya”
Mereka adalah orang-orang yang berpuasa tapi mereka batalkan sebelum mentari terbenam, Lantas bagaimana halnya dengan tidak puasa seharian penuh? Tidak diragukan lagi dosanya lebih besar dan adzabnya lebih dahsyat di sisi Allah azza wa jalla.
Saudaraku… apakah engkau ingin menjadi seperti mereka yang disiksa dengan siksaan yang lebih pedih dari siksaan itu? Berikan pilihan yang tepat untuk dirimu sebelum engkau menistai kemuliaan Bulan Ramadhan dengan tidak berpuasa!
Imam Adz-Dzahabiy di dalam kitabnya “Al Kabaair” (hal. 64) mengatakan: “Telah menjadi ketentuan baku di tengah kaum mukminin, bahwa siapa saja yang meninggalkan puasa Ramadhan tidak karena sakit dan tanpa udzur syar’iy, (alasan yang dibolehkan syariat) adalah lebih buruk dari pezina dan pecandu minuman keras (pemabuk), dan termasuk orang yang diragukan keislamannya, didudukkan sebagai kaum zindiq (munafik) dan orang yang menyimpang.”
Lihatlah wahai saudaraku…. lihatlah wahai yang berbuka di siang hari Ramadhan, hukum Islam terhadap orang yang melakukan dosa besar ini. Apakah Anda ingin menjadi orang yang lebih jahat dari pezina dan pemabuk serta termasuk orang yang diragukan keislamannya? Saya… Demi Allah sangat prihatin terhadap engkau, saya tulis untukmu nasihat ini sebagai wujud cinta saya dan perhatian saya terhadapmu, karena orang mukmin adalah cermin bagi saudaranya seiman. Dia senang saudaranya mendapat kebaikan sebagaimana dirinya. Saya memohon agar Allah mengembalikan engkau pada kebenaran, membimbingmu pada kebaikan dan menjadikan nasihat ini dapat engkau terima, dan menjadikan ini sebagai langkah awal engkau bertaubat.
Akhir kata kami ucapkan Alhamdulillahi Rabbil Aalamiin.
Ditulis oleh: Syaikh Muhammad Hussein Abu Ziyad
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel Hisbah.net di Fans Page Hisbah
Twitter @hisbahnet