Perselingkuhan, Fenomena Penyimpangan dalam Rumah Tangga


Beragam fenomena penyimpangan yang terjadi di dalam rumah tangga. Salah satunya yaitu apa yang disebut dengan “perselingkuhan”. Perselingkuhan, banyak macam ragamnya, mulai dari hal yang dianggap sepele oleh sebagian orang yang tidak memahami hakikat permasalahan. Sampai kepada tingkat yang paling hina yaitu “berzina” dengan bukan pasangan yang sah.

Fenomena yang amat miris adalah terjadinya perzinaan antara seorang “suami” dengan istri tetangganya atau “seorang istri” dengan “suami tetangganya”. Ini adalah kemungkaran yang sangat besar, pelakunya telah melakukan dosa besar.

Abdullah berkata, aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar? beliau menjawab,

أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ خَشْيَةَ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ أَنْ تَزْنِيَ بِحَلِيْلَةِ جَارِكَ

“Engkau mejadikan tandingan bagi Allah, padahal Dialah yang telah menciptakanmu”. Abdullah berkata, kemudian aku bertanya lagi, “Kemudian dosa apa lagi?”, beliau menjawab, “(dosa) engkau membunuh anakmu karena takut ia ikut serta makan bersamamu”. Abdullah bertanya lagi, “kemudian apa lagi?” beliau menjawab, “(dosa) engkau berzina dengan istri tetanggamu.” (HR. At-Tirmidzi)

Dalam riwayat Ibnu Hibban di dalam shahihnya, dari Abi Wa-il dari Abdullah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya,

أَيُّ الذَّنْبِ عِنْدَ اللهِ أَكْبَر؟ قَالَ : (أَنْ تَجْعَلَ للهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ) قَالَ : ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ : (أَنْ تَزْنِيَ بِحَلِيْلَةِ جَارِكَ) فَأَنْزَلَ اللهُ تَصْدِيقَهَا ﴿وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا﴾

قال شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح على شرطهما

Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah? beliau menjawab, Engkau menjadikan tandingan bagi Allah padahal Dialah yang telah menciptakanmu. Perowi berkata, kemudia dosa apa lagi? beliau menjawab, “Engkau berzina dengan istri tetanggamu. Lalu Allah menurunkan (ayat) sebagai pembenaran atas pernyataan beliau tersebut, Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS. Al-Furqaan : 68)

Apa faktor penyebab terjadinya selingkuh seperti ini?

Sangat boleh jadi, ada dua faktor -secara global-, yaitu, Faktor Internal dan Faktor Eksternal. Faktor Internal misalnya, konflik dalam rumah tangga, kekecewaan oleh berbagai macam sebab, ketidakpuasan dalam kehidupan seksual oleh disfungsi seksual atau penyimpangan perilaku seksual lainnya, problema finansial dan lain sebagainya.

Faktor External misalnya, Lingkungan pergaulan yang mendorong seseorang untuk mengambil keputusan mencoba menjalin hubungan perselingkuhan, hawa nafsu yang dihembuskan oleh syetan.

Apa solusinya untuk mencegah agar tidak terjadi perselingkuhan?

Diantaranya adalah dengan, meminimalisir atau bahkan menghilangkan sama sekali sesuatu yang diduga kuat merupakan faktor yang mendorong terjadinya perseingkuhan itu sendiri, maka :

  1. Sedapat mungkin menghindari perkara-perkara yang dapat menimbulkan konflik dalam rumah tangga.
  2. Bila mana konflik itu terjadi, maka masing-masing berusaha untuk dapat mengendalikan diri, sehingga tidak menyulut timbulnya konflik yang lebih besar.
  3. Masing-masing pasangan hidup berusaha untuk tidak mengecewakan pasangan hidupnya.
  4. Masing-masing pasangan hidup berusaha sedapat mungkin untuk memuaskan pasangan hidupnya, terutama dalam masalah hubungan intim.
  5. Seorang suami hendaknya berusaha keras sesuai dengan kesanggupannya untuk dapat memenuhi kebutuhan finansial keluarga, tentunya usaha yang dilakukan adalah dijalan yang benar, tidak menghalalkan segala macam cara demi menyenangkan pasangan hidup dan anggota keluarga.
  6. Mencari atau menciptakan lingkungan pergaulan yang baik, sehingga dapat membantu seseorang untuk menjadi baik dan terproteksi dari berbagai hal yang tidak baik
  7. Meningkatkan kualitas keimanan kepada Allah ta’ala, sehingga akan semakin terbentengi dari hembusan bisikan-bisikan hawa nafsu yang memerintahkan kepada keburukan yang didukung oleh biang kejahatan dan kejelekan si makhluk terkutuk Syaithon, laknat Allah atasnya.

Akhirnya, kita memohon kepada Allah ta’ala, semoga Allah ta’ala melindungi kita, pasangan hidup kita, keluarga kita dari hal-hal yang justru akan mendatangkan kemurkaan Allah ta’ala.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi kita Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.


Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *