Permusuhan Abadi

Parkara yang telah maklum bagi kaum muslimin bahwasanya setan akan menjadi musuh bagi manusia. Di antara bentuk permusuhan setan yakni memecah belah dan mengadu domba mereka. Setan dan bala tentaranya berusaha mendorong anggota keluarga, terutama suami-istri, untuk bersikap keras dan egois hanya kerena masalah sepele, berprasangka buruk kepada pasangan. Terkadang terjadi pertikaian dan mengangkat suara, sehingga berakhir pada perceraian. Ini sering terjadi namun terkadang tidak disadari oleh banyak orang. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (Qs. al-Fathir : 6)

Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam– bersabda,

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ – قَالَ – فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ

Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air, kemudian mengirim bala tentaranya. Yang paling dekat kedudukannya dengannya adalah yang paling besar godaannya. Salah seorang mereka datang lalu berkata,”Aku telah melakukan ini dan itu.’ Iblis membalas,’kamu tidak melakukan apa pun.’ Kemudian salah seorang mereka datang dan berkata,’Aku tidak meninggalkannya hingga aku pisahkan antara ia dan istrinya.’ Iblis pun mendekatkannya seraya berkata, “Alangkah bagusnya kamu.” (Shahih Muslim)

Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam– bersabda,

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ

Sesungguhnya setan telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang shalat di jazirah Arab, namun tidak putus asa untuk mengadudomba di antara mereka. (Shahih Muslim)

Di antara cara untuk melindungi diri dari gangguan setan adalah banyak berdzikir kepada Allah ta’ala secara kontinyu, mengucapkan “bismillah” (menyebut Nama Allah)  setiap kali hendak mengerjakan sesuatu atau masuk rumah. Dzikir-dzikir ini termasuk bentuk menjaga diri dari kejahatan setan, dengan demikian niscaya setan tak mampu merusak anggota keluarga.

Apabila seseorang merasa diganggu setan, cara terbaik yaitu merukyah diri sendiri, membaca surat al-Baqarah di rumah, membersihkan rumah dari berbagai kemungkaran, seperti gambar-gambar bernyawa dan patung. Dengan ini seseorang akan dapat melindungi diri dan keluarganya dari gangguan setan dengan izin Allah.

Wallahu A’lam

Sumber :

Dinukil dari “ Tis’un Wa Tis’una Fikrah li Hayah Zaujiyah Sa’idah”, karya : Dr. Musyabbab bin Fahd al-Ashimi (ei, hal. 271)

 

Amar Abdullah bin Syakir

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *