Permulaan Wahyu Diturunkan (1)

Pembaca budiman, Setelah Nabi sampai pada usia matang, mendekati usia ke-40 tahun; dan tatkala kekuatan intelektual dan jasmaninya telah sempurna, maka beliau menerima wahyu yang dimulai dengan mimpi-mimpi baik (shalih). Setiap kali bermimpi baik, mimpi itu tampak seperti fajar subuh dengan sempurna sebagaimana ia lihat di dalam mimpinya.
Setelah itu ia senang menyendiri dan itu ia lakukan di dalam gua Hira di Mekkah; di sana ia beribadah kepada Allah selama beberapa malam, lalu kembali kepada istrinya Khadijah dan kembali ke gua dengan perbekalan makanan dan minuman. Hal ini terus belanjut beberapa waktu hingga datang kepadanya al-haq (kebenaran) dengan turunnya Al-Qur’an kepadanya pada bulan Ramadhan, yaitu dengan datangnya Jibril kepadanya. Lalu Jibril mentalqinkan (membacakan) wahyu pertama yang diturunkan, seraya berkata: “Iqra” (Bacalah!). Maka Nabi menjawab: “Aku tidak dapat membaca!”. Lalu Jibril berkata kepadanya: “Iqra” (Bacalah!). Maka nabi menjawab: “Aku tidak dapat membaca!”. Jibril berkata lagi: “Iqra” (Bacalah!). Nabi pun menjawab: “Aku tidak dapat membaca”. Setiap kali Nabi menjawab Jibril merangkul dan memeluk Nabi sekuat-kuatnya hingga beliau merasa lesu.

Setelah Jibril melepasnya pada jawaban ketiga dibacakanlah kepadanya ayat pertama yang diturunkan dari ayat-ayat Al-Qur’an, yaitu:

  اقرأ باسم رَبِّكَ الذى خَلَقَ . خَلَقَ الإنسان مِنْ عَلَقٍ . اقرأ وَرَبُّكَ الأكرم . الذى عَلَّمَ بالقلم . عَلَّمَ الإنسان مَا لَمْ يَعْلَمْ

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan dengan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya”. (al-“alaq: 1-5).

Dengan beberapa ayat suci yang memerintah supaya belajar ini, dan yang menjelaskan awal penciptaan manusia dimulailah penurunan wahyu kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam. Setelah itu Nabi pulang menuju istrinya Khadijah dengan hati bergetar, namun tetap dalam keadaan sadar sambil berkata: “Zammiluni. Zammiluni”. Maksudnya selimutilah aku dengan kain. Mereka pun melakukannya, hingga setelah rasa takut hilang Nabi pun menceritakan apa yang telah terjadi kepada Khadijah. Dan beliau berkata: “Sungguh, aku khawatir akan diriku”.

Khadijah radhiyallahu ‘anha pun menjawab: “Tidak! Demi Allah, engkau tidak akan dihinakan oleh Allah, karena engkau suka bersilaturrahim, membantu orang-orang yang lemah, membelanjai orang yang tak berdaya, engkau memperkuat orang yang lemah dan selalu membela sendi-sendi kebenaran”.

Demikanlah wanita cerdas ini berargumen bahwa orang yang mempunyai kepribadian mulia seperti itu (suaminya) dalam mencintai kebaikan bagi orang lain, niscaya Allah tidak akan membiarkannya begitu saja, sebab sunnatullah tetap berlaku bahwa sesungguhnya balasan itu sejenis dengan perbuatan.

Kemudian Khadijah membawa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada sepupunya Waraqah bin Naufal. Dia adalah seorang yang telah beragama Nasrani di masa Jahiliyah. Dia sedang menulis kitab Injil dengan bahasa Ibrani. Pada saat itu ia sudah lanjut usia dan sudah tidak dapat melihat. Khadijah berkata kepadanya: Dengarkanlah apa yang akan dikatakan oleh Muhammad. Lalu Waraqah bertanya: “Wahai anak saudaraku, apa yang kamu lihat? Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberitakan kepadanya apa yang telah ia lihat. Setelah itu Waraqah berkata: “Inilah Namus yang pernah diturunkan kepada Nabi Musa; Aduhai, sungguh kiranya aku masih muda; aduhai, sekiranya aku masih hidup di saat engkau diusir oleh kaummu”. Lalu Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bertanya: “Apakah mereka pasti mengusirku?” Waraqah menjawab: Ya, karena tidak seorangpun yang datang dengan ajaran yang engkau bawa melainkan ia dimusuhi, dan jika kelak aku masih hidup niscaya aku akan membelamu dengan pembelaan yang sesungguhnya. Tak berapa lama kemudian Waraqah wafat dan wahyu pun sementara waktu tidak turun (terhenti). Bersambung, insyaa Alloh.


Artikel : www.hisbah.net

Gabung Juga Menjadi Fans Kami Di Facebook Hisbah.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *