Kematian terjadi tatkala telah datang malaikat maut yang mencabut nyawa seseorang. Adapun pencabutan nyawa dari diri seseorang bisa terjadi secara keras sebagaimana cara pencabutan nyawa orang kafir, atau dengan cara yang lembut sebagaimana cara pencabutan nyawa orang beriman. Allah جل جلاله berfirman,
وَٱلنَّٰزِعَٰتِ غَرۡقٗا ١ وَٱلنَّٰشِطَٰتِ نَشۡطٗا ٢
1. Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, 2. dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut, (QS. An-Nazi’at : 1-2)
Bagi orang-orang kafir nyawanya dicabut seperti besi berduriyang jatuh pada kain wol yang basah, kemudian ditarik dengankeras meskipun sulit, sehingga merobek kain wol tersebut. Sebagaimana sabda Nabi shalallahu alaihi wassalam
“Sesungguhnya hamba yang kafir jika akan berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat-malaikat yang kasar akan dari langit dengan wajah yang buruk dengan membawa dari neraka. Mereka duduk sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut hadir dan duduk di atas kepalanya dan berkata: “Wahai jiwa yang keji keluarlah engkau menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya”. Maka ia mencabut (ruhnya) layaknya mencabut saffud (penggerek yang) banyak mata besinya dari bulu wol yang basah. Jika malaikat telah mencabutnya, ia tidak membiarkannya sekejap matapun hingga ia bungkus dengan kain hitam kelam dari rambut. Dan ruh tersebut pergi dengan bau busuk yang paling menyengat di muka bumi.” (HR. Ahmad 4/287 no. 18557)
Oleh karenanya Allah جل جلاله juga berfirman,
وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذۡ يَتَوَفَّى ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَضۡرِبُونَ وُجُوهَهُمۡ وَأَدۡبَٰرَهُمۡ وَذُوقُواْ عَذَابَ ٱلۡحَرِيقِ ٥٠
Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri). (QS. Al-Anfal : 50)
Maka bisa jadi kita melihat orang kafir meninggal dengan tenang, akan tetapi sesungguhnya nyawa mereka disiksa oleh para malaikat. Oleh karenanya hal ini adalah perkara yang ghaib. Adapun orang yang beriman, nyawanya keluar dari tubuhnya dengan lembut dan begitu mudahnya sebagaimana air yang keluar dari cerek. Nabi صلى الله عليه وسلم mengatakan,
“Seorang hamba mukmin, jika telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat akan mendatanginya dari langit, dengan wajah yang putih. Rona muka mereka layaknya sinar matahari. Mereka membawa kafan dari syurga, serta hanuth (wewangian) dari syurga. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang. Berikutnya, malaikat maut hadir dan duduk di dekat kepalanya sembari berkata: “Wahai jiwa yang baik (jiwa yang tenang) keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaannya”. Ruhnya keluar bagaikan aliran cucuran air dari mulut kantong kulit. Setelah keluar ruhnya, maka setiap malaikat maut mengambilnya. Jika telah diambil, para malaikat lainnya tidak membiarkannya di tangannya (malaikat maut) sejenak saja, untuk mereka ambil dan diletakkan di kafan dan hanuth tadi. Dari jenazah, semerbak aroma misk terwangi yang ada di bumi.” (HR. Ahmad 4/287 no. 18557)
Oleh karena itu kita berharap semoga Allah mencabut nyawa kita dalam keadaan husnul khatimah, yaitu nyawa kita dicabut saat kita sedang melakukan ketaatan. Dan jangan sampai nyawa kita dicabut oleh Allah dalam keadaan bermaksiat kepada Allah جل جلاله .Berhati-hati dan mintalah perlindungan kepada Allah dari kematian yang su’ul khatimah.
*Alam Barzakh (Alam Kubur)*
Setelah seseorang meninggal dunia, maka seseorang akan masuk pada alam barzakh. Dalam bahasa Arab, barzakh artinya perantara. Yaitu perantara antara alam dunia dengan alam akhirat. Alam barzakh termasuk bagian dari alam akhirat, sehingga maksud yang benar adalah alam barzakh merupakan alam di antara alam dunia dengan alam setelah hari kebangkitan.
Fase ini sering disebut sebagai alam kubur karena kebanyakan orang dikubur setelah meninggal dunia. Padahal asalnya seseorang yang meninggal dunia telah masuk ke alam barzakh meskipun dia tidak dikubur. Dan dalil yang paling kuat yang menunjukkan akan hal ini adalah kisah fir’aun. Sebagaimana kita ketahui bahwa Fir’aun dan bala tentaranya yang meninggal di laut merah, banyak dari mereka jasadnya tidak dikubur. Bahkan jasad Fir’aun diselamatkan oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam firmanNya,
فَٱلۡيَوۡمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنۡ خَلۡفَكَ ءَايَةٗۚ وَإِنَّ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنۡ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُونَ ٩٢
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (QS. Yunus : 92)
Maka meskipun jasad Fir’aun dan bala tentaranya diselamatkan dan tidak dikubur, namun mereka saat ini sedang disiksa oleh Allah جل جلاله dengan siksa kubur. Allah جل جلاله berfirman,
ٱلنَّارُ يُعۡرَضُونَ عَلَيۡهَا غُدُوّٗا وَعَشِيّٗاۚ وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدۡخِلُوٓاْ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ ٤٦
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. (QS. Ghafir : 46)
Dalam ayat ini dsiebutkan bahwa Fir’aun dan kaumnya akan diberikan siksa yang lebih pedih. Maka saat ini mereka sedang diadzab di alam barzakh, meskipun jasad mereka tidak dikubur. Oleh karenanya siapapun yang meninggal dunia dan dalam model apapun, maka dia akan masuk dalam suatu alam bernama alam barzakh. Sehingga tidak ada dalam islam istilah ruh yang bergentayangan. Ketika berada di alam barzakh, seseorang akan mengalami fitnah kubur. Dari fitnah kubur tersebut, jika seseorang selamat darinya, maka dia akan merasakan nikmat kubur. Akan tetapi jika seseorang gagal dalam fitnah kubur tersebut, maka dia akan merasakan azab kubur. Yang dimaksud dengan fitnah kubur adalah pertanyaan-pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Semua orang yang meninggal akan ditanya oleh malaikat, kecuali orang yang mati syahid. Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah
“Wahai Rasulullah, mengapa kaum mukminin diuji di dalamkuburan mereka kecuali orang yang mati syahid?” Rasulullahmenjawab, “Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya (ketika berjihad) sebagai ujian baginya.” (HR. An-Nasa’i 4/99 no. 2053)
Maka adapun orang mukminin secara umum akan ditanyaoleh malaikat Munkar dan Nakir. Adapun pertanyaan tersebutadalah tentang siapa tuhanmu, apa agamamu, dan siapa nabimu. Dan ketika itu seseorang tidak menjawab pertanyaan tersebut dengan hafalan, melainkan dengan keimanan. Oleh karena itu hendaknya seseorang meminta kepada Allah agar dimudahkan dalam menjawab pertanyaan para malaikat kelak di alam barzakh. Karena Allah جل جلاله telah berfirman,
يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱلۡقَوۡلِ ٱلثَّابِتِ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِۖ وَيُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلظَّٰلِمِينَۚ وَيَفۡعَلُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ ٢٧
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Ibrahim : 27)
Di antara ucapan yang Allah kokohkan dari orang-orangberiman dalam ayat ini adalah ucapan tatkala menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Allah akan mengokohkan orang beriman untuk menjawab dengan jawaban bahwa Tuhanku adalah Allah, agamaku adalah Islam, dan nabiku adalah Muhammad صلى الله عليه وسلم .Oleh karenanya jawaban yang akan diberikan kepada malaikat kelak bukan berdasarkan hafalan. Jika pertanyaan tersebut bisa dijawab dengan hafalan, maka semua orang akan bisa menjawab pertanyaan malaikat dengan jawaban yang sesuai, bahkan orang kafir sekalipun.
Akan tetapi seseorang di alam barzakh hanya mampu menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir keimanan karena dahsyat dan mengerikannya malaikat Munkar dan Nakir. Sehingga mereka ketakutan dan tidak bisa menjawab dengan hafalan-hafalan mereka. Bahkan disebutkan dalam hadits bahwa tatkala malaikat telah bertanya kepada orang- orang kafir dan orang-orang munafik dengan tiga pertanyaan, mereka tidak bisa menjawab. Dalam hadits disebutkan,
“Dan saat itu datanglah kedua malaikat seraya mendudukkannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Siapa Rabbmu?” ia menjawab, “Hah, hah, hah, aku tidak tahu.” Maka malaikat bertanya lagi, “Apa agamamu?” ia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu.” Malaikat bertanya lagi, “Siapa laki-laki yang diutus kepada kalian?” ia menjawab, “Hah, hah, saya tidak tahu.” (HR. Abu Daud 4/240 no. 4753)
Oleh karenanya yang menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir adalah keimanan. Maka jika keimanan seseorang bisa menawab pertanyaan malaikat, maka dia akan mendapatkan nikmat kubur. Akan tetapi sebaliknya jika seseorang tidak mampu menjawab pertanyaan malaikat, maka akan mendapatkan azab kubur. Alam kubur adalah alam khusus yang tersendiri dan tidak bisa kita qiyaskan dengan alam lainnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam hidup ini ada yang namanya alam tidur, alam nyata yang saat ini kita rasakan, alam barzakh, dan alam akhirat.
Maka dari setiap alam tersebut tidak bisa diqiyaskan dengan alam lainnya karena memiliki spesifik dan ciri yang berbeda dari masing-masin alam lainnya. Tidak perlu kita jauh menjelaskan tentang alam kubur, sampai saat ini belum ada seorang pun yang mampu menjelaskan secara ilmiah tentang alam tidur. Akan tetapi ternyata seseorang terkadang bisa merasakan hal-hal yang luar biasa tatkala dia tidur. Terkadang seseorang bangun dalam keadaan ketakutan, terkadang bangun dengan wajah berseri-seri, terkadang mimpi indah, dan terkadang mimpi buruk. Hal-hal seperti itu sering dilalui seseorang tatkala tidur, sampai-sampai sebagian mengira bahwa itu adalah alam nyata, padahal yang mereka alami hanya di alam tidur.
Oleh karenanya banyak seseorang salah dalam memahami alam barzakh karena mencoba menqiyaskan antara alam barzakh dan alam nyata. Dan tentunya hal tersebut adalah kesalahan yang fatal karena alam yang satu dengan alam yang lainnya tidak dapat diqiyaskan. Sebagai contoh, Nabi صلى الله عليه وسلم menjelaskan siksaan bagi sebagian orang di alam barzakh. Dalam sebuah hadits yang panjang Nabi صلى الله عليه وسلم menceritakan bahwa beliau bermimpi dan dihampiri oleh dua orang laki- laki. Beliau kemudian di bawa ke sebuah tempat yang disana ada seorang laki-laki yang sedang berdiri, dan yang satunya lagi sedang duduk, yang ditangannya ada besi yang tajam.
Kemudian besi tersebut dimasukkan kedalam salah satu sisi mulut orang tersebut hingga menembus lehernya. Jika telah selesai dan sembuh di sisi mulut tersebut, maka pindah lagi pada sisi mulut yang lainnya dengan melakukan hal yang sama.
Dan itu terus mereka lakukan sampai hari kiamat.