Perintah Nabi untuk Berbuat Baik Kepada Budak

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah teladan bagi umatnya disetiap perbuatan dan ucapannya, karena beliau adalah seorang nabi yang ma’shum (terlindungi dari salah dan dosa). Bahkan perkataan dan perbuatan beliau merupakan rujukan atau dalil dalam pengambilan hukum. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

لَّقَد كَانَ لَكُم فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسوَةٌ حَسَنَة لِّمَن كَانَ يَرجُواْ ٱللَّهَ وَٱليَومَ ٱلأخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).

Allah juga berfirman dalam ayat lain:

وَمَا ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُم عَنهُ فَٱنتَهُواْ

“…Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah…” (QS. Al-Hasyr: 7)

Kita diperintahkan untuk mengikuti sunnah-sunnah beliau dalam berbagai aspek kehidupan, salah satu perkara terpenting yang harus kita tiru dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah kecemburuannya terhadap syariat-syariat Allah subhanahu wa ta’ala. Beliau tidak akan membiarkan suatu kemungkaranpun sedang ia mengetahuinya. Ia akan senantiasa sabar membimbing dan menasehati para sahabatnya tatkala mereka melakukan kesalahan dan kekeliruan.

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa seorang sahabat nabi yang bernama Abu Dzarr radhiyallahu’anhu bercerita bahwa ia pernah mencela seorang budak lelakinya dengan mencela ibu budak tersebut, maka ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengetahui hal tersebut beliau langsung menegurnya dengan kata-kata yang singkat, tegas dan begitu bermakna, “wahai Abu Dzaarr,!!! Apakah engkau mencelanya dengan mencela ibunya??! sesungguhnya engkau adalah orang yang masih memiliki kebiasaan jahiliyah,!!! Saudara-saudara kalian adalah tanggungan kalian, Allah telah menjadikan mereka di bawah tangan kalian. Maka siapa yang saudaranya berada di bawah tangannya (tanggungannya) maka jika dia makan berilah makanan seperti yang dia makan, bila dia berpakaian berilah seperti yang dia pakai, janganlah kalian membebani mereka sesuatu yang di luar batas kemampuan mereka. Jika kalian membebani mereka, maka bantulah mereka.

Kisah ini memberikan kita beberapa pelajaran yang bisa kita petik,

Pertama adalah kecemburuan nabi shallallahu alaihi wa sallam dan kepedulian beliau yang tinggi terhadap syariat Allah subhanahu wa ta’ala dimana beliau menegur dengan keras sahabatnya yang mencela budaknya dengan menghina ibunya, karena seorang budak juga memiliki hak untuk diperlakukan dengan baik dan layak.

Kedua, ajaran islam adalah ajaran ilahi yang murni dan indah dimana islam memperhatikan hak setiap personil bahkan hak seorang budak budak sekalipun. Dalam hadits ini Nabi shallallahu alaihi wa sallam menegur sahabatnya yang mencela seorang budak, kemudian beliau menjelaskan hak-hak budak yang harus ditunaikan oleh majikannya seperti memberinya pakaian, makanan, dan lain-lain.

Ketiga, sahabat nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah manusia biasa yang tidak suci dari salah dan dosa (ma’shum) sebagaimana halnya para nabi, sehingga tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk melakukan kesalahan dan dosa. Namun itu bukan alasan bagi kita untuk mencela atau mengurangi rasa hormat dan cinta kepada mereka sebagaimana sebagian kelompok sesat yang senang mengolok-ngolok para sahabat nabi yang mulia, karena mereka adalah sebaik-baik manusia setelah para nabi, dan generasi mereka adalah generasi terbaik dari umat ini, Nabi shallallahu alaihi wa salam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ

“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Cukup suatu kemuliaan bagi para sahabat yang tidak akan bisa disamai oleh generasi-generasi setelahnya adalah bertemu dan melihat sang Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Semoga bermanfaat!

Oleh: Arinal Haq

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *