Banyak nash kitab al-Qur’an dan sunnah terkait peringatan dari riba. Mengingat kitab Allah dan sunnah Rasulnya adalah dua sumber yang benar, karenanya siapa yang berpegang pada keduanya dan mengikuti isi yang tercantum di dalamnya, maka beruntunglah ia. Sebaliknya, siapa berpaling dari keduanya, ia pasti tertimpa kehidupan yang sempit dan pada hari Kiamat, ia akan dikumpulkan dalam kondisi buta.
Berikut ini kita akan mendengar beberapa nash kitab al-Qur’an dan sunnah terkait riba. Allah jua tempat memohon pertolongan, dan kepadanya kita semua bertawakkal
- Allah ﷻ berfirman
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (Qs. al-Baqarah : 275)
- Allah ﷻ berfirman
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa (Qs. al-Baqarah : 276)
- Allah ﷻ berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (278) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ (279)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (Qs. al-Baqarah : 278-279)
Ibnu Abbas رضي الله عنه berkata, “Inilah ayat terakhir yang turun kepada Nabi ﷺ (HR. al-Bukhari)
- Allah ﷻ berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (Qs. Ali Imran : 130)
- Allah ﷻ berfirman
terkait Yahudi ketika melarang mereka dari praktek riba dan mengharamkannya kepada mereka. Namun, mereka meggunakan berbagai macam cara untuk membatalkan perintah yang ditujukan kepada mereka. Terkait hal ini, Allah ﷻ berfirman
وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih (Qs. an-Nisa : 161)
- Firman Allah ﷻ
وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِنْدَ اللَّهِ وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (Qs. ar-Ruum : 39)
- Diriwayatkan dari Jabir رضي الله عنه , ia berkata
Rasulullah ﷺ melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, pencatatnya, dan dua saksinya.” Beliau bersabda, “Mereka sama (berdosa) (HR. Muslim)
- Diriwayatkan dari Samurah bin Jundub رضي الله عنه ia berkata, Nabi bersabda
Tadi malam, aku melihat dua lelaki datang menghampiriku (dalam mimpi), lalu keduanya meraih tanganku, lalu keduanya membawaku pergi ke tanah suci. Kami kemudian pergi, hingga kami menghampiri sebuah sungai darah, di sungai itu ada seorang lelaki berdiri dan di tengah-tengah sungai ada seseorang yang di hadapannya ada sebongkah batu. Orang yang berada di sungai kemudian datang menghampiri. Ketika orang yang berada di sungai hendak keluar dari sungai, ia melemparinya dengan batu tepat di mulutnya, hingga ia dikembalikan ke tempat semula. Setiap kali ia hendak keluar (dari sungai), orang yang berada di tepi sungai melemparkan batu ke dalam mulutnya, lalu ia kembali ke tempat semula.
Aku lantas bertanya, ‘Apa ini?’ (Jibril) menjawab, ‘Orang yang engkau lihat berada di sungai itu adalah pemakan riba. (HR. al-Bukhari)
- Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه , dari Nabi, beliau bersabda
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ
“Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan.’ Mereka(para sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Apa saja itu?’ beliau menjawab, (1) Menyekutukan Allah, (2) Sihir, (3) Membunuh nyawa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang dibenarkan, (4) Memakan riba, (5) Memakan harta anak Yatim, (6) Melarikan diri saat perang,(7) Menuduh zina wanita-wanita merdeka, beriman dan lalai dari perbuatan maksiat (HR. al-Bukhari dan Muslim)
- Diriwayatkan dari Ibnu Mas’aud رضي الله عنه, dari Nabi, beliau bersabda
مَا أَحَدٌ أَكْثَرَ مِنَ الرِّبَا إِلَّا كَانَ عَاقِبَةُ أَمْرِهِ إِلَى قِلَّةٍ
Tidaklah seseorang memperbanyak (harta) dari hasil riba, melainkan akibat dari urusannya berujung pada kekurangan (HR. Ibnu Majah)
- Diriwayatkan dari Sulaiman bin Amr, dari ayahnya, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda
أَلاَ إِنَّ كُلَّ رِبًا مِنْ رِبَا الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعٌ لَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لاَ تَظْلِمُونَ وَلاَ تُظْلَمُونَ
Ketahuilah ! Segala riba jahiliyah dibatalkan. Kalian berhak atas harta pokok kalian. Kalian tidak berbuat zhalim (merugikan) dan tidak dizhalimi (dirugikan).
Ketahuilah ! Darah (qishash pembunuhan) pada masa jahiliyah, dibatalkan. Dan darah pertama yang aku batalkan di antara darah-darah (qishash-qishash pembunuhan) adalah darah (qishash pembunuhan) Ibnu Rabi’ah bin Harits bin Abdu bin Abdul Muththalib. Ia disusui di tengah-tengah Bani Sa’ad, lalu ia dibunuh oleh Hudzail.”
Beliau kemudian berkata, “Ya Allah ! Apakah aku telah menyampaikan ?’Mereka menjawab, ‘Ya’, sebanyak tiga kali. Beliau kemudian berkata, ‘Ya Allah, saksikanlah.’ Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali (HR. Abu Dawud)
- Diriwayatkan dari Abu Juhaifah, dari ayahnya, bahwa Rasulullah ﷺ melarang harga darah, harga anjing, dan penghasilan budak wanita. Beliau melaknat wanita yang mentato, wanita yang meminta ditato, pemakan riba, pemberi makan riba, dan beliau melaknat orang yang menggambar (makhluk bernyawa) (HR. al-Bukhari)
- Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه , dari Nabi, beliau bersabda, “Riba itu ada 73 pintu; yang paling ringan dosanya seperti seorang lelaki menyetubuhi ibunya. Dan riba yang paling besar dosanya adalah menzhalimi kehormatan orang muslim (HR. al-Hakim. Paruh pertama hadis ini diriwayatkan oleh ibnu Majah).
- Diriwayatkan dari Ibbu Abbas رضي الله عنه , ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda
إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ ، فَقَدْ أَحَلُّوا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Apabila zina dan riba nampak di suatu negeri, maka mereka telah menimpakan siksa Allah terhadap diri mereka sendiri (HR. ath-Thabraniy)
Sumber :
Ar-Riba, Adh-raruhu Wa Aatsaaruhu, Dr. Sa’id bin Wahf al-Qahthani
Amar Abdullah bin Syakir
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor