Kisah lain :
Ketika dikatakan kepada salah seorang pria bahwa zina itu pasti dihukum dengan hal serupa dari anak keturunan si pezina, maka dia ingin melakukan uji coba dengan menggunakan putrinya yang sangat cantik, dia pun menurunkan putrinya (dari istana) bersama seorang wanita, dan dia memerintahkan kepada putrinya agar dia tidak menahan siapa pun yang ingin mengganggunya dengan cara apa pun, dan dia juga memerintahkan agar putrinya membuka wajahnya, lalu wanita itu membawa sang putri berkeliling di pasar, maka tidaklah sang putri melewati seseorang melainkan orang itu menundukkan pandangannya karena malu dan sungkan kepada sang putri, lalu manakala wanita itu telah selesai membawa sang putri berkeliling di seluruh penjuru kota dan tidak ada seorang pun yang berani mengarahkan pandangan kepadanya, maka sang putri pun kembali ke istana raja.
Tetapi manakala sang putri ingin masuk, tiba-tiba ia ditahan oleh seorang laki-laki dan laki-laki itu langsung menciumnya, kemudian ia berlalu begitu saja, maka wanita itu membawa sang putri masuk ke istana untuk menemui sang raja, dan wanita itu pun menceritakan apa yang telah terjadi kepada raja, maka raja itu langsung bersujud seraya bersyukur, dan dia berkata, “Segala puji bagi Allah selama umurku, aku tidak pernah melakukan kecuali satu ciuman yang aku lakukan terhadap wanita yang tidak halal bagiku, dan sekarang aku telah dibalas dengan balasan yang setimpal.”
Yakni, balasan yang setimpal itu terjadi kepada putrinya [1]
Kisah ini, meskipun tidak layak diikuti, karena seandainya dia memohon keselamatan kepada Tuhannya tentu itu lebih luas baginya, akan tetapi kisah ini dapat diambil pelajaran, maka apakah sekarang orang yang berzina percaya bahwa rumahnya akan ditimpa oleh hal itu, tidak bisa tidak ? Perkaranya akan bertambah buruk dan jelek jika si pezina itu tetap konsisten dengan perbuatan zinanya, badahal dia sudah tua bangka, rambutnya sudah beruban, dan sudah bau tanah kuburan ? Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-bersabda,
” ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ – قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ: وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ – وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ: شَيْخٌ زَانٍ، وَمَلِكٌ كَذَّابٌ، وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ “
“Ada tiga orang yang pada Hari Kiamat kelak Allah tidak akan mengajak berbicara kepada mereka, tidak akan menyucikan mereka, dan tidak akan memandang mereka (dengan pandangan rahmat), serta mereka akan mendapatkan adzab yang pedih, yaitu orang lanjut usia yang berzina, raja yang banyak berdusta, dan orang miskin yang sombong [2]
Lalu siapa yang akan menyucikan mereka dan memandang mereka dengan pandangan rahmat jika Allah tidak melakukan hal itu ?!
Wahai pezina ! Apakah engkau mengetahui mengapa engkau terjerumus ke dalam perbuatan zina dan banyak melakukannya ?
Jawabannya adalah, karena matinya kecemburuan pada dirimu terhadap kaum wanita dari keluargamu sehingga engkau tidak mempedulikan mereka, dan engkau telah merasa cukup dengan wanita lain yang haram bagimu sehingga engkau merasa tidak membutuhkan istrimu yang halal bagimu, akibatnya engkau melihat istrimu bersolek namun engkau tidak memiliki kebutuhan terhadapnya, engkau juga tidak merasakan bahwa dirimu berhasrat kepadanya sebagaimana engkau merasa berhasrat kepada wanita lain,
maka istrimu akan bersolek pada kali ini, akan tetapi bukan untukmu, dan dia akan keluar dari rumahmu pada malam dan siang hari dan berkendara dengan sopir manapun dan pergi ke tempat manapun yang tidak engkau ketahui, dia juga akan masuk menemui penjahit manapun dan dokter mana pun dengan alasan untuk berobat, namun sebenarnya dia melihat laki-laki lain yang lebih tampan, lebih kuat dan lebih manis ucapannya daripada dirimu, maka laki-laki yang ini mengajaknya bercakap-cakap, laki-laki yang itu mekakukan obrolan malam dengannya, laki-laki yang lain lagi menggodanya, dan sering kali tangan-tangan jahil menyentuhnya. Istrimu bukanlah batu, dia menginginkan dari laki-laki selainmu sebagaimana yang engkau inginkan dari wanita selainnya, maka apakah engkau akan melunasi hutangmu, wahai pezina ?
Wahai laki-laki yang berzina dengan anak-anak perempuan orang dan istri-istri mereka ! Apakah engkau suka bila ibumu dizinai ?
Apakah engkau suka bila anak perempuanmu dizinai?
Apakah engkau suka bila saudarimu dizinai ?
Apakah engkau suka bila bibimu dari jalur ayah dizinai ?
Apakah engkau suka bila bibimu dari jalur ibu dizinai ?
Tentu saja tidak bukan ?!
Demikian juga orang lain tidak suka apabila hal itu dilakukan terhadap karib-kerabatmu dengan perbuatan zinamu dengan karib-kerabat orang lain ?!
إِنَّ الزِّنَا دَيْنٌ فَإِنْ أَقْرَضْتَهُ
كَانَ الْوَفَا مِنْ أَهْلِ بَيْتِكَ فَاعْلَمِ
Sesungguhnya zina itu adalah hutang, jika engkau meminjamnya
Maka pelunasannya akan diambil dari keluargamu, maka hendaknya engkau mengetahui (hal itu)
Wallahu A’lam
Sumber :
Wala Taqrabu al-Fawahisya, Jamal Abdurrahman Ismail, ei, hal.17-21
Amar Abdullah bin Syakir
Catatan :
[1] Ruh al-Ma’anii, karya al-Alusi, 15/68
[2] Diriwayatkan oleh Muslim, 1/102 dari hadis Abu Hurairah