Seringkali kita mendengar kata-kata ‘dakwah’ atau ‘ihtisab,’ dan seringkali keduanya diartikan sama. Sebenarnya ada perbedaan tipis antara keduanya masing-masing mengandung arti umum dan khusus.
Dakwah bersifat lebih umum, sedangkan ihtisab bersifat lebih khusus, perbedaan antara keduanya adalah sebagai berikut:
– Dakwah adalah himbauan dan bimbingan kepada mengerjakan perbuatan yang makruf dan peringatan yang umum meninggalkan kemungkaran secara global.
– Ihtisab adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Mawardi, “Upaya memerintahkan perbuatan yang makruf yang ditinggalkan dan melarang perbuatan mungkar yang jelas tampak.”
Dengan demikian jelaslah bahwa ihtisab berkaitan dengan perbuatan makruf tertentu yang ditinggalkan dan kemudian ditindak lanjuti dengan perintah untuk mengerjakan amal makruf tersebut, atau perbuatan mungkar tertentu yang telah terjadi kemudian ditindak lanjuti dengan pengingkaran terhadap kemungkaran tersebut.
Contoh dakwah adalah saat seorang khatib dalam Khutbah Jum’at menyampaikan khutbah yang berisi anjuran untuk mengerjakan perbuatan makruf secara global seperti shalat, dan berbakti kepada orang tua, atau mengingatkan untuk meninggalkan perbuatan mungkar secara global, seperti durhaka kepada orang tua, meninggalkan shalat, berzina, dan lain-lain maka khatib tersebut dinamakan berdakwah.
Sedang contoh ihtisab adalah jika seorang muslim menegur temannya yang tidak melaksanakan shalat kemudian mengajaknya shalat, atau ia melihat temannya mendekati zina dan menggoda perempuan, kemudian ia mencegah dan melarangnya dari perbuatan tersebut, maka orang tersebut telah melaksanakan ihtisab (amar ma’ruf nahi munkar).
Sumber : ‘Al-amru bik Ma’ruf Wannahyu ‘Anil Munkar’, karangan Syaikh Abdullah Al-Wathban dan Syaikh Muhammad Al-Mahdaly, Yayasan Al-Hisbah Bogor, hal. 17-18 dengan tambahan.
Penerjemah : Arinal Haq
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet