Diantara nikmat Allah yang agung yang dikaruniakan kepada seorang hamba adalah nikmat dipertemukannya kembali seorang hamba dengan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Maka, sebagai bukti nyata kesyukuran kita atas nikmat tersebut bahkan nikmatNya yang lainnya, di antaranya adalah memperbanyak tahlil, tahmid dan takbir. Inilah dzikir yang disyariatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana sabdanya,
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
“Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid.” (HR. Ahmad)
Tahlil
Tahlil, yaitu, perkataan kita, “لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ” yang maknanya, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allah. Maka, ibadah harus ditunjukkan hanya kepadaNya semata, karena Dia ilah yang benar sementara ilah-ilah (sembahan-sembahan) selainNya adalah tidak benar alias batil, tidak berhak untuk ditunjukkan ibadah-ibadah kepada mereka. Allah azza wajalla berfirman,
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) yang hak (sebenarnya) dan apa saja yang mereka seru selain Allah adalah batil. Dan sesungghnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi lagi Maha Besar.” (QS. Lukman : 30)
Ungkapan kita لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ mengingatkan kepada kita akan tugas kita sepanjang hidup kita di dunia, yaitu untuk beribadah hanya kepadaNya semata dalam cakupan makna ibadah yang luas. Allah ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu.” (QS. Adz-Dzariyat : 56). Maka, perbanyaklah tahlil…!!!
Takbir
Takbir, yaitu ungkapan kita, الله أكبر (Allahu Akbar), yang berarti, Allah Maha Besar. Ungkapan kita ini mengingatkan kebesaran dan keagungan Allah azza wajalla, baik zat, sifat ataupun kekuasaannya. Dan, pada saat yang sama sesungguhnya menyadarkan kita atau mengingatkan kita bahwa kita ini adalah kecil, lemah dan sangat membutuhkan kepada Allah. Kita terlahir dalam kondisi lemah dan akan berakhir dengan lemah pula.
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
“Allahlah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki dan Dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Ruum : 54)
Hikmahnya, tentu hal ini manjadikan kita untuk tidak menyombongkan diri baik kepada sesama manusia apalagi kepada rabbnya manusia, yaitu, Allah ‘azza wajalla.
Tahmid
Tahmid, yaitu ungkapan kita, الْحَمْدُ لِلَّهِ , yang berarti, segala puji bagi Allah. Ini adalah ungkapan pujian, sanjungan dan merupakan ungkapa kesyukuran. Hal ini mengingatkan kita akan sebuah kewajiban kita yaitu bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang dikaruniakanNya kepada kita yang sedemikian banyaknya, baik yang lahir ataupun yang batin.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Maka ingatlah kepada kepad, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah : 152)
Akhirnya, semoga Allah memberikan taufiq kepada kita untuk dapat memperbanyak tahlil, tahmid dan takbir pada hari-hari yang utama tersebut sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Aamiin.
Penulis : Amar Abdullah bin Syakir
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet