Perbanyak Mengingat Kematian!

Segala puji bagi Allah semata yang telah menjadikan kematian dan kehidupan sebagai ujian bagi kita. Dia berfirman,

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (2)

“Maha suci Allah yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk : 1-2)

Sholawat dan salam teruntuk RasulNya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah mengingatkan ummatnya agar banyak mengingat kematian.

Pembaca yang budiman…

Setiap yang bernyawa akan mengalami kematian, ini adalah perkara yang pasti terjadi karena telah diputuskan oleh Rabb semesta alam, Allah subhanahu wa ta’ala, Dia berfirman dan firmanNya adalah benar,

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. Ali Imran : 57)

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya : 35)

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imron : 185)

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa : 78)

Namun demikian, RasulNya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada kita Ummatnya agar banyak mengingat kematian sekalipun perkara ini telah menjadi keniscayaan. Beliau bersabda,

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ

“Perbanyaklah oleh kalian mengingat penghancur kenikmatan yatiu kematian.” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah dan yang lainnya)

Mengapa perkara yang pasti ini Rasulullah menganjurkan kepada kita agar kita banyak mengingatnya? Apa hikmahnya?

Pertama, yang harus senantiasa ada pada keyakinan kita ketika Allah atau RasulNya memerintahkan sesuatu kepada kita adalah bahwa pada sesuatu yang diperintahkannya tersebut terdapat kemaslahatan, dan kemaslahatan tersebut akan kembali kepada kita sendiri mana kala kita melaksanakan perintah tersebut, baik kemaslahatan tersebut akan kita dapatkan di dunia maupun kemaslahatan tersebut akan kita dapatkan di akhirat kelak.

Kedua, pengingatan itu sangat penting, meskipun sesuatu yang diingatkan tersebut adalah perkara yang pasti, di antara alasannya adalah karena sangat boleh jadi seseorang lupa -dan ini adalah sifat dasar manusia- maka mengingatkannya adalah perkara yang penting. Apalagi bila mana perkara yang harus diingatkan tersebut adalah perkara yang sangat penting, yaitu bahwa kehidupan di dunia ini akan berkesudahan dan berpindah kepada kehidupan selanjutnya yang jauh berbeda tabiiatnya antara kedua kehidupan tersebut, kehidupan dunia dan kehidupan setelahnya.

Ketiga, agar seseorang senantiasa ingat perkara yang pasti akan dihadapinya, sehingga ia akan mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan mengisi kehidupannya dengan amal sholeh, amal ketaatan sehingga diharapkan pada saatnya  ia harus mengakhiri kehidupannya di dunia mereka akan mengakhiri kehidupannya dalam kondisi khusnul khotimah (akhir kehidupan yang baik).

Keempat, dibalik perintah atau sesuatu yang disyariatkan pasti ada hikmah, baik secara zhohir disebutkan ataupun tidak. Begitu pula halnya dengan perintah atau pensyariatan beliau agar kita benyak mengingat kematian, sangat boleh jadi ada hikmah yang secara zhohir ditunjukkan meskipun ada pula hikmah yang lain yang tidak ditunjukkan secara nyata. Wallahu a’lam.

Kelima, meski kematian suatu yang pasti, namun Allah ta’ala merahasiakan tentang kapan ajal seseorang akan menjumpainya, di mana ia akan dijemput ajalnya, sebagaimana firmanNya,

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman : 34)

Maka sangat penting seseorang dingatkan agar ia memperbanyak mengingat kematian tersebut agar ia senantiasa mawas diri dan waspada karena kematian itu akan datang kapan saja sebagaimana yang dikehendaki Allah ta’ala. Dengan demikian, ia pun menjaga diri jangan sampai ajal tiba sementara ia tengah melakukan kemaksiatan kepada Dzat yang telah menciptakannya, Dzat yang telah mengaruniakan kepadanya banyak kenikmatan yang tak terhitung karena saking banyak jumlahnya. Wallahu a’lam.

Semoga akhir kehidupan kita di dunia ini adalah khusnul Khotimah. Allahumma aamiin.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad beserta keluarga dan para sahabat beliau.


Penyusun : Amar Abdullah Abu Umair bin Syakir

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *