Perayaan tahun baru Hijriyah. Bid’ah ini banyak sekali terjadi di masjid-masjid dan organisasi-organisasi keislaman, sehingga mereka membuat agenda khusus untuk merayakannya, baik dengan membuat pengajian-pengajian umum yang mereka sebut “Peringatan Hari Besar Islam” atau acara-acara yang lainnya. Semua ini tidak lain karena jauhnya ilmu syar’y dari mereka dan terpatrinya sikap mengekor terhadap orang-orang kafir. Ketahuilah bahwa perkara ini sama sekali tidak datang dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, tidak pula para sahabat beliau yang mulia maupun para ulama yang terdahulu. Perkara ini tidak lain datangnya dari orang-orang yahudi yang dimurkai Allah dan Nasrani yang tersesat dan tidak tahu arah.
Perayaan hari pertama suatu tahun pada asalnya adalah salah satu hari raya orang yahudi yang tertera dalam Taurot mereka. Hari raya ini semisal dengan idul ‘Adha bagi kaum muslimin. Mereka mengatakan bahwa pada hari itu Allah memerintahkan nabi Ibrahim untuk menyembelih Ishaq. Maha suci Allah dari kebohongan yang mereka ada-adakan.
Kemudian perkara ini ditiru oleh orang-orang Nashrani, sehingga merekapun mengadakan perayaan pada hari pertama tahun masehi dengan kegiatan-kegiatan yang telah mereka susun baik berupa makan-makan, begadang malam, nyanyi-nyanyian, tari-tarian dan kemaksiatan yang lainnya.
Akhirnya, perayaan inipun diambil oleh kaum muslimin, setelah jauhnya mereka dari bimbingan agama yang benar, dan tertanamnya kecintaan terhadap budaya-budaya kekafiran. Peringatan tahun baru hasil adopsi dari yahudi dan nasrani ini pertama kali diadakan atas nama islam pada zaman daulah Fatimiyyah di Mesir, sebagaimana disebutkan oleh imam Al-Maqrizy dalam kitab beliau “Al-Khuthoth wal Atsar” (1/ 490).
Kemudian setelah itu merata di negeri-negeri kaum muslimin. Wallahu musta’an. (lihat: Al-Bida’ Al-Hauliyah: 1/ 297).
Penulis : Amar Abdullah bin Syakir
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet