Tauhid Rububiyah adalah mengimani bahwa Allah itu ada dan menyakini keesaannya dalam segala perbuatannya. Atau meyakini bahwa Allah adalah Al Khaliq (Pencipta) Ar Raziq (Pemberi rizki), Al Mudabbir (Pengatur/Penguasa) segala sesuatu, tidak ada sekutu baginya.
Atau, meyakini keesaan Allah ﷻ dengan segala perbuatannya. (Lihat, Majmu’at At Tauhid, 1/50)
Tauhid rububiyah saja tidak cukup untuk menjadikan seseorang masuk agama Islam, karena orang-orang musyrik zaman dahulu juga mengakui tauhid rububiyah, tetapi hal itu tidak bermanfaat buat mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai orang Islam. Karena mereka masih menyukutukan Allah ﷻ dalam tauhid uluhiyah, dengan mempersembahkan sebagian jenis ibadah, seperti doa, penyembelihan hewan dan istighatsah (memohon dihilangkan kesusahan) kepada sesembahan-sesembahan mereka, berupa patung, malaikat, dan lainnya. (Lihat, Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah, 3/96-102)
Imam Muhammad bin Ismail Ash Shan’aniy -semoga Allah merahmatinya-, seorang ulama Yaman, berkata, “Orang-orang musyrik yang didatangi oleh para rasul, utusan Allah ﷻ itu mengakui bahwa Allah ﷻ pencipta mereka.
Allah ﷻ berfirman
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah )? (Qs. Az Zukhruf : 87)
Mereka juga mengakui bahwa Allah ﷻ Pencipta langit dan bumi.
Allah ﷻ berfirman
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ
Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka akan menjawab: “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Az Zukhruf : 9)
Mereka juga mengakui bahwa Allah ﷻ yang memberi rezeki, yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan Allah ﷻ yang mengatur segala urusan dari langit ke bumi, dan Allah ﷻ yang berkuasa menciptakan pendengaran, penglihatan, dan akal.
Allah ﷻ berfirman
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah.” Maka katakanlah “Mangapa kamu tidak bertakwa kepadanya)?” (Qs. Yunus : 31)
قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (84) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (85) قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (86) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ (87) قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (88) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ (89)
Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?” Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa?” Katakanlah: “Siapakah yang di tangannya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)nya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?” (Qs. Al Mukminun : 84-89)
Wallahu A’lam
Sumber :
Tashil Al ’Aqidah Al Islamiyah, Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz bin Hammadah Al Jibrin. Dengan ringkasan
Amar Abdullah bin Syakir
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor