Allah SWT berfiman:
لَّا خَيرَ فِي كَثِير مِّن نَّجوَىٰهُم إِلَّا مَن أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَو مَعرُوفٍ أَو إِصلَٰحِ بَينَ ٱلنَّاسِ وَمَن يَفعَل ذَٰلِكَ ٱبتِغَاءَ مَرضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوفَ نُؤتِيهِ أَجرًا عَظِيما
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma´ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar.” (QS. An-Nisa’: 114).
Ayat ini menunjukkan bahwa kebanyakan bisikan atau pembicaraan antara manusia tidak ada baiknya, baik pembicaraan yang dibolehkan yang berlebihan atau pembicaaraan yang diharamkan, kemudian Allah SWT mengecualikan dari itu tiga hal, yaitu; menyeru untuk mengeluarkan sedekah, atau berbuat ma’ruf (baik), atau mendamaikan antara orang yang bersengketa.
Dengan merenungkan ayat diatas, kita dapat memetik beberapa pelajaran, yaitu:
- Kebanyakan bisikan atau pembicaraan antara manusia tidak berguna baginya di akhirat, kecuali tiga hal yang disebutkan diatas, yaitu; menyeru untuk mengeluarkan sedekah, atau menyeru untuk berbuat ma’ruf (baik), atau mendamaikan antara orang yang bersengketa.
- Ayat ini mengandung pesan tersirat bagi kita, yaitu himbauan untuk tidak banyak bicara jika tidak ada perlunya, baik pembicaraan yang diperbolehkan atau yang diharamkan. Karena banyak bicara -walaupun dalam hal yang diperbolehkan- hanya akan memperbanyak hisab di akhirat karena malaikat akan mencatat semua kata yang keluar dari mulut kita.
Allah SWT berfirman:
مَّا يَلفِظُ مِن قَولٍ إِلَّا لَدَيهِ رَقِيبٌ عَتِيد
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 18).
Selain itu banyak bicara sangat berpotensi untuk menghantarkan kepada hal-hal yang haram seperti; menggunjing, mengejek, dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَثُرَ كَلامُهُ كَثُرَ سَقَطُهُ ، وَمَنْ كَثُرَ سَقَطُهُ كَثُرَتْ ذُنُوبُهُ ، وَمَنْ كَثُرَتْ ذُنُوبُهُ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ
“Barangsiapa yang bicaranya banyak maka akan banyak salahnya, dan barangsiapa yang banyak salahnya maka akan banyak dosanya, dan barangsiapa yang banyak dosanya maka neraka lebih pantas baginya.” (HR. Thabarani).
- Tiga hal yang disebutkan dalam ayat ini adalah amalan-amalan yang sangat mulia dan diperintahkan yaitu:
- Menyeru untuk bersedekah. Sedekah adalah salah satu amalan yang memiliki pahala yang sangat besar jika ditunaikan dengan ikhlas, Allah SWT berfirman:
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَموَٰلَهُم فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَت سَبعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَة مِّاْئَةُ حَبَّة وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَاءُ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261).
· Menyeru kepada yang ma’ruf (kebajikan). Ma’ruf sebagaimana yang telah kami sebutkan dalam tulisan kami yang berjudul ‘Beberapa Istilah Penting dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar’ adalah seluruh yang diperintahkan oleh syariat baik berupa i’tiqad (keyakinan), perkataan, atau perbuatan, baik perintahnya bersifat wajib ataupun sunnah. Perintah untuk menyeru kepada kebajikan Allah SWT sebutkan dalam Surah Ali Imran yang berbunyi:
وَلتَكُن مِّنكُم أُمَّة يَدعُونَ إِلَى ٱلخَيرِ وَيَأمُرُونَ بِٱلمَعرُوفِ وَيَنهَونَ عَنِ ٱلمُنكَرِ وَأُوْلَٰئِكَ هُمُ ٱلمُفلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104).
- Mendamaikan antara orang yang bersengketa. Mendamaikan antara dua orang atau lebih yang sedang bersengketa adalah amalan yang sangat terpuji dan sangat diperintahkan, terutama jika yang bersengketa adalah sesama orang muslim.
Allah berfirman:
وَإِن طَائِفَتَانِ مِنَ ٱلمُؤمِنِينَ ٱقتَتَلُواْ فَأَصلِحُواْ بَينَهُمَا
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya…!” (QS. Al-Hujurat: 9)
Kemudian di ayat berikutnya Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا ٱلمُؤمِنُونَ إِخوَة فَأَصلِحُواْ بَينَ أَخَوَيكُم وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُم تُرحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10).
- Di akhir ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa mereka yang mengamalkan tiga amalan tersebut akan diberikan pahala yang besar dengan syarat ia melaksanakannya demi mengharap ridho dari Allah ta’ala dan bukan yang lain. Di akhir ayat ini Allah mengisyaratkan akan pentingnya ikhlas dalam beramal, karena ikhlas adalah syarat diterimanya amal yang tanpanya amal tidak akan bernilai apa-apa di sisi Allah ta’ala.
Allah SWT memerintahkan hambanya untuk ikhlas dalam beribadah kepadanya dalam banyak ayat, diantaranya firmanNya:
وَمَا أُمِرُواْ إِلَّا لِيَعبُدُواْ ٱللَّهَ مُخلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَاءَ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5).
Semoga dengan merenungi ayat ini Allah SWT menggerakkan hati dan lidah kita untuk lebih berhati-hati dalam berkata-kata dan tidak berbicara sesuatu yang sia-sia apalagi yang diharamkan. Amiennn.
Semoga bermanfaat
Penyusun: Arinal Haq
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,