Petunjuk Syariat dalam Mencegah Sihir

Ketahuilah -semoga Allah merahmati Anda- bahwa sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, hal ini sebagaimana ditegaskan beliau dalam sabdanya,

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Amma ba’du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah (al-Qur’an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan, sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan dan setiap bid’ah itu sesat.” (HR. Muslim, no. 2042)

Hal demikian ini, wallahu a’lam karena beliau adalah utusan Allah Dzat yang Maha baik, tidaklah apa yang beliau sampaikan melainkan merupakan syariat Allah Dzat yang mengutusnya. Maka, tentunya apa yang beliau tunjukkan kepada kita adalah perkara yang terbaik dan akan menjadikan orang yang mengambil petunjuk beliau mendapatkan kebaikan pula dengan izinNya.

Pembaca yang budiman,

Dalam hal mencegah sihir agar seseorang terhindar darinya terdapat beberapa petunjuk dari syariat yang dibawa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, di antaranya, yaitu:

Pertama, Bertawakkal kepada Allah di setiap keadaan, serta menjauhi perbuatan syirik dengan segala bentuknya.

Allah ‘azza wa jalla berfirman :

إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ(100)

“Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabbnya. Sesungguhnya kekuasaan setan hanyalah atas orang-orang yang menjadikannya sebagai pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.” (QS. An-Nahl : 99-100)
Kedua, Menjaga batasan-batasan Allah.

Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda kepada Ibnu ‘Abbas,

يَا غُلاَمُ ! إنِي أُعَلِّمُـكَ كَلِمَاتٍ ، احْفَـظِ اللهَ يَحْفَظْكَ

“Wahai anak, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kalimat. Jagalah (perintah dan batasan-batasan) Allah, niscaya Allah akan menjagamu…” (HR Tirmidzi No. 2516)

Ketiga, Tidak membiarkan anak-anak berkeliaran saat akan terbenamnya matahari.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

إِذَا اسْتَجْنَحَ اللَّيْلُ – أَوْ كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ – فَكُفُّوا صِبْيَا نَكُمْ فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ تَنْتَشِرُ حِيْنَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ الْعِشَاءِ فَخَلُّوهُمْ، وَأَغْلِقْ بَابَكَ وَاذْكُرِ اسْمَ الله… الْحَدِيْثَ

“Apabila malam telah datang (setelah matahari tenggelam), tahanlah anak-anak kalian, karena setan bertebaran ketika itu. Apabila telah berlalu sesaat dari waktu ‘Isya lepaskanlah (biarkanlah) mereka, tutuplah pintumu, dan sebutlah nama Allah (yakni, ucapkan “bismillah”)…” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Maksud dari kalimat

(اسْتَجْنَحَ اللَّيْلُ)

atau

(جُنْحُ اللَّيْلِ)

adalah kegelapan malam adalah datangnya malam setelah matahari tenggelam,

(فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ)

maksudnya tahanlah anak-anak untuk keluar pada waktu tersebut karena dikhawatirkan mereka akan diganggu oleh setan yang banyak berkeliaran pada saat itu. (Syarah Shahih Muslim, 14/185-186, Fathul Bari 6/411)
Keempat, Membersihkan rumah dari salib, patung-patung dan gambar-gambar yang bernyawa serta anjing.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ الْمَلاَئِكَةُ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلاَ صُورَةٌ

“Sesungguhnya malaikat tidak akan masuk suatu rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan (tidak akan masuk pula ke rumah yang ada di dalamnya) gambar (bernyawa).” (HR. Ibnu Majah)

 

Kelima, Memperbanyak membaca Al Qur’an -terlebih Surat Al-Baqarah- dan manjadikannya sebagai dzikir harian.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

“Janganlah menjadikan rumah-rumah kalian layaknya kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibaca di dalamnya surat Al Baqarah.” (HR. Muslim)

 

Keenam, Membentengi diri dengan doa-doa dan ta’awudz serta dzikir-dzikir yang disyariatkan.

Seperti dzikir pagi dan sore, dzikir-dzikir setelah shalat fardhu, dzikir sebelum dan sesudah bangun tidur, do’a ketika masuk dan keluar rumah, do’a ketika naik kendaraan, do’a ketika masuk dan keluar masjid, do’a ketika masuk dan keluar kamar mandi, do’a ketika melihat orang yang mendapat musibah, serta dzikir-dzikir lainnya.

Ibnul Qayyim berkata, “Sesungguhnya sihir para penyihir itu akan bekerja secara sempurna bila mengenai hati yang lemah, jiwa-jiwa yang penuh dengan syahwat yang senanantiasa bergantung kepada hal-hal rendahan. Oleh sebab itu, umumnya sihir banyak mengenai para wanita, anak-anak, orang-orang bodoh, orang-orang pedalaman, dan orang-orang yang lemah dalam berpegang teguh kepada agama, sikap tawakkal dan tauhid, serta orang-orang yang tidak memiliki bagian sama sekali dari dzikir-dzikir Ilahi, doa-doa, dan do’a perlindungan yang diajarkan Nabi.” [Zaadul Ma’ad: 4/116]

 

Ketujuh, Memakan tujuh butir kurma ‘ajwah setiap pagi hari.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ اصْطَبَحَ كُلَّ يَوْمٍ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ سُمٌّ وَلَا سِحْرٌ ذَلِكَ الْيَوْمَ إِلَى اللَّيْلِ

“Barangsiapa yang makan beberapa butir kurma ‘ajwah pada setiap pagi, maka racun dan sihir tidak akan mampu membahayakannya pada hari itu” hingga malam hari.” (HR Bukhari dan Muslim)

Demikianlah beberapa petunjuk syariat yang dibawa oleh nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam upaya mencegah seseorang dari terkena sihir. Semoga bermanfaat. Dan, semoga Allah memberikan taufiq kepada kita untuk mengamalkannya. Aamiin.

Wallahu a’lam bisshawab.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.


Penyusun : Amar Abdullah bin Syakir

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *