Nasehat Keenam
Wahai istriku…
(“Darurat”) sebuah kata yang diremehkan … mungkin engkau terheran-heran karenanya ! Bukankah engkau terkadang pergi ke rumah sakit dan menyepelekan masalah masuk menemui dokter laki-laki ! Engkau tidak berusaha untuk menemui dokter wanita padahal itu masalah yang mudah ! Dan sakit yang engkau keluhkan masih mungkin untuk ditunda yang tidak ada bahaya dalam penundaannya ! Mana daruratnya dalam mencabut gigi atau melihat penyakit di mata atau telinga ?!
Wahai istriku…
Klinik-klinik wanita ada di setiap tempat. Untuk itu walaupun aku harus membayarkan harta simpananku asalkan dokter laki-laki tidak melihatmu! Kemudian coba renungkan keadaan wanita yang mendatangi dokter laki-laki, salah seorang dari mereka menemui dokter (laki-laki) dengan anaknya yang masih kecil, kemudian ia duduk membuka wajahnya dan dokter bertanya, “Apa keluhan Anda ?” Ia menjawab, “Anakku sakit !” Wanita yang lain lagi merasakan sakit di telinganya, tiba-tiba ia membuka wajahnya dengan sempurna ?! Lantas di mana daruratnya !
Sa’id bin al-Musayyib mengatakan, “Tidaklah setan putus asa terhadap sesuatu melainkan ia akan mendatanginya melalui wanita.”
Maka waspadalah hai istriku agar tidak tergelincir sehingga engkau terfitnah atau membuat orang lain terfitnah ! Dan ketahuilah bahwasanya engkau mendapatkan dosa orang-orang yang terfitnah olehmu !
Sebagian pemuda menuturkan bahwa awal penyimpangannya adalah ketika ia melihat wanita dalam kondisi bersolek, lantas wanita tersebut membuatnya suka, dan dimulailah langkah-langkah penyimpangan. Maka berhati-hatilah dari dosa-dosa yang akan datang kepadamu bagaikan gunung sementara engkau tidak menyadarinya ketika di dunia.
Di jalan inilah sebagian wanita tergelincir dan terjerumus dalam kubangan dosa besar, yaitu zina-kita berlindung kepada Allah darinya-. Dosa yang dikatakan oleh imam Ahmad “Aku tidak mengetahui setelah membunuh dosa yang lebih besar daripada zina.”
Oleh karena itu, Allah azza wa jalla melarang walau hanya sekedar mendekati apa yang dapat menjerumuskan kepada dosa yang besar ini. Allah berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا [الإسراء : 32]
Dan janganlah kamu medekati zina (al-Isra’ : 32)
Dia azza wa jalla tidak mengatakan ‘janganlah kamu berzina’, karena zina itu ada pendahuluan-pendahuluannya. Di antaranya berkhalwat (menyendiri) dengan laki-laki non-mahram atau berbincang-bincang dengannya…!
Nasehat Ketujuh :
Sebagian ulama menganggap amar ma’ruf nahi munkar sebagai rukun keenam dari rukun Islam karena urgensi dan kedudukannya yang besar ! Namun aku tidak melihat padamu perintah atau larangan apa pun di tengah para wanita sedangkan hadis (dalam masalah ini) masyhur,
« مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَاسْتَطَاعَ أَنْ يُغَيِّرَهُ بِيَدِهِ فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ »
“Barang siapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya, jika ia tidak bisa, maka dengan lisannya, jika ia tidak bisa, maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemah keimanan.” (Diriwayatkan Abu Dawud)
Peluang untuk mengubah dan mengingkari serta pengajaran yang baik terbuka lebar di tengah kalangan wanita. Maka berusahalah –semoga Allah memberkatimu-menjalankanya. Dan janganlah engkau meninggalkannya sehingga menimpa kita apa yang telah menimpa mereka berupa tersebarnya kerusakan dan dekadensi masyarakat. Upayakanlah agar di dalam tasmu senantiasa ada buku-buku atau bulletin-bulletin untuk engkau bagi-bagikan di setiap tempat yang engkau singgahi. Camkanlah bahwa engkau akan mendapatkan pahala yang besar dan terlepas dari tanggung jawab !
Sesungguhnya amar ma’ruf nahi munkar merupakan keistimewaan umat ini, dan salah satu jalan untuk mendapatkan kekuatan di muka bumi, serta termasuk salah satu sebab untuk mendapatkan pertolongan Allah. Di dalamnya juga terdapat pengampunan dosa-dosa, meninggikan derajat, dan menjaga dari kebinasaan dan azab. Sebaliknya meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar merupakan salah satu penyebab terhalangnya pengabulan doa, dan di antara sebab orang-orang kafir dan munafik menguasai kita.
‘Allamah Hamad bin ‘Atiq berkata, “Jikalau ada seorang yang berpuasa di siang hari dan shalat malam serta zuhud dalam seluruh kehidupan dunia. Namun begitu dia tidak marah karena Allah, tidak berubah wajahnya dan tidak memerah. Dia tidak mengajak kepada kebaikan dan tidak pula mencegah dari kemungkaran. Maka orang ini termasuk orang yang paling dibenci di sisi Allah, paling sedikit agamanya, dan para pelaku dosa besar adalah lebih baik darinya di sisi Allah.”
Di antara tipu daya iblis atas orang-orang yang berjiwa lemah yaitu ; melalaikan amar ma’ruf nahi munkar, dan menganggap hal itu sebagai (tindakan) mencampuri urusan orang lain. Ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan keimanan.
Dari Abu Bakar رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ia berkata, “Wahai manusia ! Sesungguhnya kalian membaca ayat ini,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ [المائدة : 105]
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang-orang yang sesat itu akan memberikan mudharat kepada kalian apabila kalian telah mendapat petunjuk (al-Maidah : 105),
Dan sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,
إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوا عَلَى يَدَيْهِ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابٍ
Sesungguhnya manusia apabila mereka melihat seorang yang melakukan kezaliman lalu mereka tidak mencegahnya, dikhawatirkan Allah akan menghukum mereka semua dengan sebuah azab.” (Diriwayatkan Abu Dawud)
Wallahu A’lam
Bersambung, insya Allah.
Amar Abdullah bin Syakir
Sumber :
Rosa-il Mutabadilah bai-na Zaujaini, Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim, ei, 70-75.