Nabi–صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ–pernah marah kepada istri beliau, Umul Mukminin Zainab-رَضِيَ اللهُ عَنْهَا -, dan beliau–صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ–mendiamkannya selama dua atau tiga bulan.
عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها أَنَّهُ اعْتَلَّ بَعِيرٌ لِصَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَىٍّ وَعِنْدَ زَيْنَبَ فَضْلُ ظَهْرٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لِزَيْنَبَ « أَعْطِيهَا بَعِيرًا ». فَقَالَتْ أَنَا أُعْطِى تِلْكَ الْيَهُودِيَّةَ فَغَضِبَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَهَجَرَهَا ذَا الْحِجَّةَ وَالْمُحَرَّمَ وَبَعْضَ صَفَرٍ
Diriwayatkan dari Aisyah-رَضِيَ اللهُ عَنْهَا -, ia berkata,
“Unta tunggangan Shafiyah (bintu Huyai) sakit, sementara Zainab (bintu Jahsy) memiliki kendaraan yang lebih-yakni tidak dipergunakan-. Maka Nabi–صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ– berkata kepada Zainab, ‘Berilah ia satu ekor unta !’ Zainab menjawab ‘Aku harus memberi wanita Yahudi itu ?’
Sontak Nabi–صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ– marah dan mengisolirnya sepanjang bulan Dzulhijjah, Muharram dan sebagian bulan Shafar.” (HR. Abu Dawud)
**
Dari hadis ini, kita dapat melihat bagaimana cara Rasulullah–صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ– menangani sebagian permasalahan dan perselisihan beliau–صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ– dengan istri-istri beliau. Yakni dengan menghajr (mendiamkan) istri yang berbuat keliru sampai ia mengakui kesalahannya. Sehingga, dari situ, ia tidak akan lagi mengulangi perbuatan yang sama.
Alangkah baiknya bila para suami di masa kita ini mencoba terapi yang handal ini, daripada terburu-buru mengambil tindakan halal yang paling dibenci Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- yakni, talak.
Wallahu A’lam
Sumber :
Al-Mafatih Adz-Dzahabiyah li Ihtiwa Al-Musykilat Az-Zaujiyah, Nabil bin Muhammad Mahmud
Amar Abdullah bin Syakir
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor