Mutiara: Pelajaran Penting dari Hijrah Nabi (Bagian 3)

Pembaca yang budiman…

Pada edisi sebelumnya, telah kita sebutkan tujuh pelajaran penting dari hijrah nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, yaitu :

  1. Keharusan untuk memadukan antara usaha (melakukan sebab) dengan tawakal.
  2. Keharusan ikhlas dan menjauhi kepentingan-kepentingan pribadi.
  3. Bersikap tengah-tengah dalam kondisi lapang maupun sempit.
  4. Keyakinan bahwa keberuntungan adalah bagi orang yang bertakwa.
  5. Keteguhan ahlul iman dalam kondisi sulit.
  6. Barang siapa menjaga agama Allah maka Allah akan menjaganya.
  7. Bahwa pertolongan harus melalui kesabaran.

Berikut adalah kelanjutannya…

Kedelapan, Perlunya sikap santun dan menghadapi keburukan dengan ihsan.

Ketika Nabi belum berhijrah, beliau banyak menerima perlakuan-perlakuan buruk dan ujian yang menyakitkan, namun beliau tetap bersikap ramah dan memberi maaf. Demikian pula ketika kembali lagi ke Mekah dan berhasil membebaskan kota itu beliau tetap santun dan memaafkan siapa saja yang dulu pernah menyakitinya.

Kesembilan, Pengaruh iman yang begitu jelas.

Yaitu kaum muslimin tetap mampu mengangkat kepala (mulia) dalam keadaan bagaimanapun dengan keimanan mereka. Mereka mampu bersabar dalam kesulitan. Penampilan dan kebesaran para taghut musuh Islam amatlah kecil dimata mereka sehingga tidak menyiutkan nyali.

Kesepuluh, Penyebaran dan kuatnya Islam.

Ini termasuk faedah dari hijrah, sebab ketika Islam berada di Makah hanya dikelilingi oleh manusia-manusia batil hingga sulit untuk berkembang. Sementara itu orang yang meniti al-haq (kebenaran) kondisinya sungguh menyedihkan. Maka dengan hijrah inilah suara Islam menggaung sehingga kebatilan lenyap, hilang segala kepahitan dan kehidupan kaum muslimin menjadi penuh kemuliaan dan izzah.

Kesebelas,  Barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Ketika kaum Muhajirin pergi meninggalkan kampung halaman, keluarga, harta dan seluruh miliknya yang dicintai semata-mata karena Allah, maka Allah menggantikannya dengan kemenangan dan terbukanya mata dunia. Membentanglah pengaruh Islam dari ujung barat hingga belahan timur dunia.

Keduabelas, Berdirinya hukumah islamiyah dan komunitas masyarakat Islam.

Ketigabelas, Bersatunya orang Arab dan terangkatnya eksisitensi mereka.

Sumber Rujukan : Kalimat Mutanawwi’ah fi Abwab Mutafarriqah”, karya : Muhammad bin Ibrahim Al Hamd, juz 4 h. 14-22.

Artikel     : www.hisbah.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *